Mohon tunggu...
Adinda Putri Veronika
Adinda Putri Veronika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi mendengarkan musik klasik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Gawai terhadap Kondisi dan Perkembangan Psikologis Anak

31 Desember 2022   22:07 Diperbarui: 31 Desember 2022   22:12 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring berjalannya zaman, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kian berkembang dengan pesat, sehingga memunculkan pola-pola baru dalam kehidupan manusia yang memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efesien. Gawai merupakan alat komunikasi modern yang memiliki beragam fungsi dan diserta suatu fitur yang berguna untuk membantu dan mempermudah kegiatan manusia.

Penggunaan gawai dapat memberikan dampak positif dampak negatif bagi penggunanya apabila digunakan secara tidak bijak. Memberi gawai atau gadget pada anak tanpa adanya pengawasan orang dewasa atau orang yang lebih tua akan cenderung menimbulkan beberapa dampak negatif, yaitu adanya rasa ketergantungan terhadap gawai.

Di zaman modern, segala kegiatan dalam keseharian manusia kian berkaitan dengan gawai. Penggunaan teknologi gawai atau gadget pada saat ini tidak mengenal umur mulai dari orang dewasa bahkan hingga anak-anak sudah menggunakannya. Anak usia dini yang menggunakan gadget secara berlebihan akan membuat kerusakan pada tubuh dan psikis. Termasuk dampak kecanduan gadget bagi perkembangan otak anak. Stimulasi berlebih dari gadget (handphone, internet, tv, ipad) pada otak anak yang sedang berkembang, dapat menyebabkan keterlambatan koginitif, gangguan dalam proses belajar, tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya kemampuan anak untuk mandiri.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh gawai pada perkembangan psikologis anak, yaitu;

  • Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi (misalnya anak kurang bermain dengan teman di lingkungan sekitar, dan tidak memperdulikan keadaan disekelilingnya).
  • Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game tersebut).
  • Malas menulis dan membaca, akibat dari penggunaan gadget misalnya pada saat anak membuka video diaplikasi youtube anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang mereka cari).
  • Kecanduan (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan gadget karena sudah menjadi suatu hal yang menjadi kebutuhan untuknya).
  • Perkembangan kognitif anak terhambat (kognitif atau pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya akan terhambat).
  • Dapat menimbulkan gangguan kesehatan (dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena paparan radiasi yang ada pada gadget, dan dapat merusak kesehatan mata anak).
  • Menghambat kemampuan berbahasa (anak yang terbiasa menggunakan gadget akan cenderung diam, sering menirukan bahasa yang didengar, menutup diri dan enggan berkomunikasi dengan teman atau lingkungannya).
  • Dapat mempengaruhi perilaku anak, sebagai contoh anak bermain game yang memiliki unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman.

Gadget jika digunakan dengan bijak maka dapat memberikan manfaat bagi penggunanya, tanpa terkecuali bagi para orang tua yang memiliki anak usia dini. Terdapat strategi mengenai pola penggunaan gawai yang tepat dan bijak dimana melibatkan interaksi orang tua dan anaknya tentang penggunaan media termasuk gawai, yaitu:

  • Aktif, dimana orangtua secara aktif mendampingi anak dan berdiskusi ketika anak menggunakan gawai, dan; Co-use atau co-viewing, yaitu dengan duduk di ruangan yang sama dengan orangtua saat menggunakan gawai, menonton atau bermain melalui media dengan anak-anak, tanpa membahas jumlah waktu atau jenis konten media dengan menggunakan media pendekatan relasional untuk meningkatkan interaksi dua arah, membangun hubungan orang tua anak, saling mendukung, dan berbagi kesenangan.
  • Restriktif, dimana mediasi restriktif berfokus pada pengaturan aturan penggunaan media, khususnya mengenai jumlah waktu, jenis konten, konten yang diizinkan, kapan dapat menggunakan internet, permainan apa yang dapat dimainkan, saluran apa yang dapat ditonton. Meminimalisir penggunaan gawai agar anak memiliki waktu untuk bermain secara langsung. Orang tua dapat mencegah penempatan media di kamar tidur anak, tidak menggunakan gawai setengah jam sebelum tidur, dan membatasi total waktu menonton atau menggunakan gadget 1 hingga 2 jam per hari, untuk memastikan waktu luang keluarga dari media atau gadget
  • Menjadikan akun email pribadi orang tua sebagai akun utama anak-anak, sehingga semua kegiatan internet anak langsung terintegrasi dan terpantau di akun email orang tua.
  • Membuat peraturan, no gadget mulai selepas maghrib sampai dengan jam sembilan malam.  Sebagai prime-time efektif anak untuk belajar.
  • Orang Tua harus menjadi teladan dengan tidak menunjukkan intensitas tinggi dalam memakai gadget, dan jangan memarahi anak-anak dengan membabi buta saat mengetahui mereka terpapar konten negatif di dunia maya. Sebaiknya diberi pendampingan, pengarahan, dan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh bahasa anak.
  • Melibatkan anak dalam aktivitas non-digital, orang tua dapat mengajak anak-anak untuk berpiknik, bermain permainan di luar ruangan, maupun mendiskusikan tugas sekolah. Orang tua dapat membuat suatu proyek di rumah dan melibatkan anak-anak untuk lebih meningkatkan kapasitas kreatif mereka, alih-alih bermain-main dengan gawai
  • Melaksanakan peraturan disiplin, pembawaan diri orang tua yang tidak disiplin akan berdampak nantinya dengan menganggap sepele peraturan selanjutnya yang diterapkan oleh orang tua. Sehingga, menjadi orang tua yang teguh pendirian dan disiplin dalam menerapkan peraturan penggunaan gadget pada anak sangatlah penting, serta menjelaskan pada anak manfaat dari peraturan tersebut agar mereka dapat lebih legawa dalam menjalankannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun