Berdasarkan penelitian FOA (Food and Agriculture Organization of the United States), makanan yang terbuang mencapai 1,3 miliar ton per tahun dan ¼ dari makanan yang terbuang itu akan cukup untuk memberi makan 870 juta orang yang kelaparan di dunia.
Sampah memang masih menjadi masalah yang sulit diatasi mengingat padatnya penduduk Jakarta dan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Menurut Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 7500 ton sampah diangkut setiap harinya. Penyumbang sampah terbesar di Jakarta yaitu sampah makanan yang mencapai 54% persen dari sampah yang diangkut setiap harinya. Sampah makanan itu tidak hanya dari sisa makanan yang sudah dikonsumsi, tetapi juga sisa sampah makanan saat produksi.
Berdasarkan survey yang kami lakukan, sebagian besar responden membuang nasi, sayur, dan buah. Penyebab responden menyisakan makanan tersebut karena terlalu kenyang. Hal ini terjadi karena pola konsumsi masyarakat yang masih berpatok pada seberapa banyak porsi makanan, bukan pada kebutuhan dan asupan gizi. 31 dari 92 responden tidak pernah membungkus makanan yang disisakan saat makan di restoran. Dan sebagian besar responden pernah menyisakan makanan di piringnya dan membuang makanan yang belum dikonsumsi dan yang lainnya jarang.
Sebenarnya sudah banyak orang yang memikirkan sampah makanan karena 7 dari 9 orang sudah memikirkan dampak negatif dari sampah makanan. Pertanyaannya adalah mengapa sampah masih menjadi masalah yang sulit diatasi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk membantu mengurangi sampah makanan di Jakarta. Padahal, sampah makanan menimbulkan dampak negatif seperti merugikan ekonomi, kelangkaan air dan lahan karena sampah yang dibuang akan merusak ekosistem air, rusaknya keanekaragaman hayati, dan memicu pemanasan global.
Untuk mengurangi sampah makanan, hal-hal kecil seperti mengambil makanan secukupnya, membungkus sisa makanan yang sudah dipesan saat makan di restoran sudah sangat membantu mengurangi sampah makanan di Jakarta. Tentunya selalu belanja dengan bijak atau belanja sesuai dengan kebutuhan agar tidak ada makanan yang tebuang. Dan yang tidak kalah penting adalah berbagi. Dengan memberi makanan kepada yang membutuhkan, setidaknya makanan itu akan bermanfaat bagi orang lain dan membantu mengurangi sampah makanan di Jakarta.
Dinda Hanifah & Adinda Putri Gianni, Perbanas Institute, Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H