Sultan Damengku menjadi raja, dan memimpin kerajaan tersebut. Dari sini kita bisa pelajari bahwa sebagai makhluk sosial, kita harus mencari bukti dan tidak boleh langsung percaya dan menyimpulkan hal secara cepat. Selain itu, kita tidak boleh berbuat jahat karena setiap kebaikan atau keburukan pasti ada balasannya.
Di halaman terakhir, sang penulis menceritakan kekalahan Sultan Damengku melawan Nyong Galon. Kekalahan tersebut adalah balasan atas perilaku Damengku yang telah berbuat jahat kepada Roro Raijin, kekalahan tersehut juga mengakibatkan turunnya Sultan Damengku dari tahtah. Tidak secara langsung Nyong Golan sudah berbuat baik kepada Roro Raijin dengan mengembalikan kerajaannya. Diakhir cerita Nyong Galon menjadi pahlawan di kerajaan Yogyakarta.
Kisah Nyong Golan disiarkan sebagai Podcast di Spotify, isi cerita dari podcast tersebut sama persis dengan yang ditulis di cerita pendeknya Nyong Golan yang menjadi naskah podcast di Spotify sebagai Audio Drama. Cara penyampaian karakter masing-masing dan musik yang membuat perasaan tegang sangat membantu menghidupkan tokoh dan membantu memperdalam penokohan dalam kisah Nyong Golan.Â
Walaupun penyampaiannya sangat jelas didengar dan bisa dimengerti, tetapi saat didengar dengan earphone saya bisa merasakan suara pembicara kurang jelas, dan tidak nyaman didengar. Ketika pembicara merekam, mic-nya terlalu dekat jadi suaranya mendengung karena ketika tokoh Nyong Golan berbicara ada sedikit hembusan angin ketika berbicara. Selain itu, tidak ada masalah teknis lainnya dan semua baik-baik saja.
Ada beberapa kekurangan di Audio Cerita, menurut saya, tokoh yang dibawakan oleh group Nyong Golan kurang mendalami karakter. Narrator mempunyai suara yang datar, dan membuat cerita tersebut menjadi kurang menarik.
Akan tetapi, kisah Nyong Golan mempunyai kisah yang bagus untuk semua kalangan terutama untuk anak-anak. Moral dari cerita ini bisa mengajarkan anak untuk berbuat baik kepada orang-orang disekitar mereka, dan bahasa yang digunakan mudah dicerna. Kisah ini juga bisa melestarikan kota Yogyakarta, karena Yogyakarta dahulu mempunyai kerajaan. Â Oleh karena itu, cerita ini pantas untuk dibaca untuk semua orang. Walau moralnya singkat, namun tersampaikan secara jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H