Faktor ini menjadi penyebab utamanya. Studi menunjukkan bahwa 90% orang yang bunuh diri memiliki satu atau lebih diagnosis gangguan mental. Skizofrenia dan gangguan kepribadian seperti antisosial, bipolar, dan PTSD juga berkontribusi pada kasus bunuh diri. Faktor yang bisa menjadi penyebab masalah kesehatan mental, yaitu pergeseran sosial, pengaruh media sosial dan totalitas harapan yang tinggi dari orang tua atau keluarga.
2.Depresi yang tidak tertangani
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang menjadi penyebab bunuh diri paling tinggi. Gejala depresi yang tidak ditangani dengan baik dapat membuat seseorang merasa lelah, putus asa, dan berfikir bahwa tidak ada harapan di masa depan. Stres dan depresi sering membuat seseorang merasa tidak memiliki orang yang peduli padanya, sehingga bunuh diri dianggap sebagai jalan keluar terbaik.
3.Masalah dalam kehidupan sosial
Masalah sosial seperti dikucilkan, bullying, atau pengkhianatan oleh sahabat atau pasangan dapat mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. Beberapa orang berfikir bahwa tindakan tersebut akan menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.
4.Pengalaman buruk yang memicu trauma
Trauma masa kecil atau trauma lainnya dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan meningkatkan risiko bunuh diri. Seperti seseorang yang memiliki pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri. Bahkan, hal ini bisa terjadi bertahun-tahun setelah mengalami trauma.
5.Masalah ekonomi tidak pasti
Kondisi ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi jiwa seseorang. Saat pendapatan terbatas mungkin hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok, sehingga tekanan ekonomi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Pada artikel ini telah mengulas berbagai aspek terkait kasus bunuh diri yang menjadi masalah serius di masyarakat. Bunuh diri merupakan tragedi yang tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga keluarga, komunitas, dan masyarakat secara luas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kasus bunuh diri dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, seperti masalah kesehatan mental, tekanan sosial-ekonomi, trauma masa lalu, dan kurangnya dukungan sosial. Selain itu, stigma dan pemahaman yang keliru di masyarakat juga turut memperburuk situasi.