Indonesia di kenal sebagai wilayah dengan rawan bencana. Badan Penangulangan Bencan (BNPB) telah mencatat sepanjang tahun 2010 -- 2020 di dalam rekaman Datebase Pengelolaan Data dan Juga DIBI ( Data Informasi Bencana Indonesia), ada sebanyak 24.969 kejadian dengan adanya jumlah korban jiwa 5.060,778 jiwa, 4.400,809 rumah terdampak, 19.169 fasilitas umum yang rusak (BNBP, 2020). Indonesia sendiri memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan juga musim hujan. bencana bencana yang terjadi di indonesia in tidak luput dari adanya pengaruh kedua musim tersebut. Contohnya pada musim kemarau, kekringan dan juga kebakaran hutan meningkat pada musim kemaraun, sedangkan pada musim hujan, tanah longsor, banir dan juga putting beliung menjadi meningkat. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng utama yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan juga lempeng Indo-Australia (Rahmat et al., 2018; Rahmat & Alawiyah, 2020; Rahmat, 2018). Yang dimana hal inilah yang membuat negara Indonesia rawan terhadap bencana.
indonesia sendiri sering terjadi bencana alam, dan memang bukan hal yang tabu lagi untuk di bicarakan. Bencana yang melanda Indonesia ini ada gempa bumi, banjir, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, kekeringan, banjir bandang, puting beliung, kebkaran, epidemi, kegagalan teknologi serta wabah penyakit ( BNPB., 2014 ). Â Dari bencana melanda Indonesia tersebut, ada lima bencana yang paling sering melanda Indonesia, yaitu bencana banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor,kebakaran hutan dan lahan dan juga gempa bumi. Salah satu Provinsi di Indonesia yang sering terjadi bencana alam ini adalah Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2021 Provinsi Jawa Tengah berada di ururtan kedua sebagain provinsi dengan kejadian bencana yang tertinggi, yaitu sekitar 622 bencana. Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi dengan kejadian bencana tertinggi kedua di indonesia di karenakan Jawa Tumur ini di kelilingi oleh gunung berapi yang aktif dan juga lautan, serta adanya curah hujan yang intensif sehingga Jawa Timur menjadi provinsi dengan rawan bencana
Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur  yang tidak lepas dari adanya bencana ini adalah Kabupaten Semarang. Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang tidak lepas dari adanya bencana alam tersebut.  Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabipaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.  Kabupaten Semarang ini merupakan salah satu daerah di Indonesia yang termasuk ke dalam daerah dengan rawan bencana. Hal ini di sebabkan karena Kabupaten Semarang memiliki kondisi geografis yang sebagaiannya terletak di daerah yang datarannya tinggi serta merta peggunungan ang menyeybabkan kondisi permukaan tanah yang berada di Kabupaten Semarang itu merata. Menurut dari BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah ). Menyebutkan bahwa bencana yang sering terjadi di Kabupaten Semarang ini adalah banjir, Kekeringan, tanah longsor dan putting beliung.  Empat bencana inilah yang sering melanda Kabupaten Semarang, yang dimana bencana -- bencana ini sangat perlu di waspadai karena kemungkinan setiap tahun terjadi itu ada.Â
Kabupaten Semarang ini memang menjadi daerah dengan rawan akan bencana apalagi bencana alam. Kejadian bencana alam di kabupaten Semarang ini yang paling banyak terjadi yaitu pada tahun 2019 dengan total kejadian bencana 438 becanan yang telah terjadi. Bencana alam yang mendominasi di Kabupaten Semarang ini adalah bencana tanah longsor, yang dimana jika di akumulasikan kejadian bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang pada tahun 2017 -- 2021 setidaknya sudah ada terjadi 458 kejadian bencana tanah longsor. Â Berdasarkan data yang telah di dapat dari BPS Dalam Angka, Kabupaten Semarang setiap tahunnya mengalami kejadian bencana tanah longsor. Bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Semarang ini selalu terjadi di setiap tahunnya di musim hujan (Zulaikhah, 2020). Iklim menjadi penyebab dalam terjadinya tanah longsor di Kabupaten Semarang ini. Selain dari adanya iklim, tanah longsor di Kabupaten Semarang juga terjadi karena kondisi geogtafis Kabupaten Semarang yang posisinya terletak di dataran tinggi dan juga pegunungan yang menjadikan kondisi permukaan tanah di Kabupaten Semarang ini tidak rata. Yang dimana daerah dengan dengan kemiringan lereng yang curam dan juga topografi yang tidak merata akan berpeluang besar terhadap terjadinya bencana. ( Lestari, S., dkk ,.2019).
selain ada bencana tanah longsor, kekeringan juga menjadi bencana di Kabupaten Semarang ini, yang dimana Kabupaten Semarang ini di tetapkan sebagai wilayah tanggap darurat bencana kekeringan ( Neritarani, R. 2019). Pada dasarnya Kabupaten Semarang ini memiliki Karaktersitik wilayah yang agak kering, apalagi di bagian barat dan juga tenggara. Pada musim kemarau di Kabupaten Semarang ini menunjukkan peningkatan suhu yang rata -- rata signifikan di Kabupaten Semarang ini. Peningkatan suhu di Kabupaten Semarang inilah yang kemudian menyebabkan adanya peningkatan proses epaporasi. . yang dimana hal ini lah yang kemudian akan menyeybabkan kekeringan. Kekeringan yang ada di Kabupaten Semarang ini juga dapat berhubungan dengan adanya kebakaran hutan dan lahan yang ada di Kabupaten Semarang ini. kebakaran yang terjadi di Kabupaten Semarang inii banyak terjadi di daerah perumahan baik karena adanya kelalaian atau kesalahan manusia ataupun karena masalah konsleting listrik. Untuk daerah dengan rawan kebakaran yang di sebabkan karena alam ini biasanya terjadi di Kawasan Tanam Nasional Gunung Merbabu di musim Kemarau. Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Semarang ini bisa di sebabkan karena adanya konsleting listrik, kelalaian manusia dan juga kekeringan.
Kabupaten Semarang juga memiliki bencana banjir dan juga putting beliung. Banjir di Kabupaten Semarang ini terdapat pada dataran yang berada disekitaran Rawa Pening. Banjir di Kabupaten Semarang di akibatkan berkembangnya permukiman dan menurunya kualitas lingkungan. Selain itu terjadinya banjir ini bisa juga karena curah hujan yang intensif dalam jagka waktu yang lam, selain itu kuragnya drainase juga menjadi penyebab banjir tersebut. Lokasi permukiman yang dekat dengan sungai dapat berpengaruh terhadap banjir. Kerusakan yang di timbulkan dari bencana banjir ini adalah rusaknya lahan pertanan, fasilitas publik serta bangunan karena banjir ini. selain banjir yang terakhir ada putting beliung, putting beliung yang terjadi di Kabupaten Semarang ini diakrenakan cuaca yang buruk, pascahujan dengan intensitas terjadinya yang tinggi dan juga angin kencang yang melada di Kabupaetn Semarang. Kerugian yang di sebabkan dari adanya putting beliung ini sangat merugikan bagi masyarakat yang wilayah terkena putting beliung ini, seperti tumbangnya pohon yang kemudian menimpa rumah-rumah masyrakat sehingga dapat merusak rumah masyarkat bahwa bisa menimbulkan korban jiwa. Ada juga bencana lainnya di Kabupaten Semarang ini, yang dimana bencana lainnya ini pada BPS di dalam angka tidak di jelaskan apa saja bencana lainnya yang berada di Kabupaten Semarang ini, yang artinya bencana lainnya ini di luar dari konteks seperti tanah longsor, banjir, putting beliung, kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, akan tetapi masih satu konteks dengan bencana.Â
Bencana yang terjadi di Kabupaten Semarang ini sangat membutuhkan peranan serius. Yang dimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) kabupaten Semarang ini terus melalukan kesiagaan terhadap bencana bencana yang akan datang di kemudian hari, khususnya bencana Tanah Longsor, Kekeringan, Putting Beliung, Kebakaran Hutan dan Lahan dan juga Banjir. BPBD Kabupaten Semarang juga telah menyiapkan beberapa posko khususnya di daerah - daerah di Kabupaten Semarang yang sering terjadi Bencana Longsor dan juga Putting Beliung. BPBD juga telah menyiapakn seluruh personal BPBD yang di bantu oleh relawan dan juga peralatan 24 jam penuh setiap harinya, agar meantisipasi bencana yang datang secara mendadak nanti. Selain antisipasi intensisi terhadap kejadian bencana yang tinggi BPBD Kabupaten Semarang juga akan menyiapakan lagi tiga Desa Tangguh Bencana ( Destana ) pada tahun 2023 ini. program ini merupakan program lanjutan dari tahun lalu yang telah membentuk 19 Destana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H