Mohon tunggu...
Adinda Mutia Claudia
Adinda Mutia Claudia Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa S1 Psikologi - Universitas Andalas

Mahasisa Psikologi Universitas Andalas angkatan 21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Psikologis-Religius untuk Membantu Mengatasi Masalah Mental Lansia

20 Juni 2024   17:15 Diperbarui: 20 Juni 2024   17:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lanjut usia merupakan kelompok usia yang berada diatas 65 tahun (Davison & Neale, 2012). Para ahli gerontologi membagi beberapa kelompok usia di atas 65 tahun menjadi tiga kategori, yaitu: the young-old untuk usia 65 hingga 74 tahun, the old-old untuk usia 75 hingga 84 tahun, dan the oldest-old untuk usia di atas 85 tahun. Usia lansia menjadi usia dimana terjadinya beberapa kemunduran baik dari segi fisik maupun kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang dialami oleh lansia dapat berupa depresi dan kecemasan (Wisnusakti & Sriati, 2021).

Lansia yang mengalami depresi dapat disebabkan oleh kehilangan orang yang disayang, penyakit fisik yang diderita, masalah ekonomi, konflik dalam keluarga, dan kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan masalah yang berkaitan dengan kecemasan pada lansia dapat berkaitan dengan masalah kesehatan atau kecemasan akan kematian yang disebut sebagai thanatophobia. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membantu lansia mengatasi masalah kesehatan mental, salah satunya melalui pendekatan psikologis seperti terapi dengan melibatkan keyakinan atau religius yang dimiliki oleh lansia.

Biasanya, memasuki usia lansia seorang individu akan mengalami peningkatan pada aktivitas spiritualnya (Rochat dalam Wisnusakti & Sriati, 2021). Hal ini sebenarnya tergantung pada kebiasaan individu tersebut pada saat berusia lebih muda. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat spiritual yang tinggi pada lansia dapat membantu dalam mengelola stres dan masalah yang terjadi dalam kehidupan mereka. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa keyakinan dalam beragama membantu dalam menurunkan resiko gangguan mental serta tingginya tingkat religiusitas berkaitan dengan penurunan gejala dan gangguan depresi bagi lansia (Tan et al., 2021).

Agama mengajarkan lansia untuk berada dijalan yang benar, ketenangan batin melalui ibadah (berzikir), selalu bersyukur, pengampunan yang dapat mengurangi beban emosional, serta mengambil hikmah dari segala peristiwa kehidupan sehingga dapat mengambil sisi positif dari hal tersebut. Selain itu melalui agama, lansia dapat memperoleh makna hidup yang dapat membantu lansia untuk meningkatkan kepuasan hidup, harga diri, dan rasa optimis dalam diri (Birren & Schaie, 2006). Hal tersebut membuat lansia lebih sedikit mengalami gejala depresi. Sehingga dapat dipahami bahwa meningkatkan aspek religius seorang lansia akan membantu mereka mengatasi permasalahan mental. Untuk itu, terdapat beberapa pengobatan psikologis menggunakan pendekatan religius yang membantu lansia mengatasi permasalahan mental yang mereka alami.

Terapi Kognitif Spiritual

Menurut penelitian Rumakey (2020) dilakukannya terapi kognitif spiritual mampu menurunkan depresi pada lansia. Terapi kognitif spiritual sendiri merupakan psikoterapi yang memodifikasi terapi kognitif dengan aspek spiritual. Terapi ini beralangsung dalam lima pertemuan yang diawali dengan memaknai Q.S Ar-Rahman. Memaknai ayat suci Al-Qur’an dapat menjadi perenungan bagi lansia mengenai penciptaan langit dan bumi. Pemaknaan Al-Qur’an menawarkan solusi bagi jiwa-jiwa yang mengalami rasa cemas sehingga mendapatkan ketenangan melalui bacaan-bacaan Al’Qur’an Hal ini berarti memaknai Al-Qur’an dapat menjadi salah satu cara dalam mencapai rasa tenang dan tentram dalam jiwa seorang lansia. Selain itu, dengan memaknai Al-Qur’an akan membantu lansia lebih berkonsentrasi sehingga juga dapat lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan permasalahannya (Apriyadi, 2022).

Terapi dilanjutkan pada pertemuan kedua dengan mengidentifikasi penyebab depresi pada lansia melalui pikiran-pikiran negatif yang dimilikinya. Pada pertemuan ketiga dan keempat akan digunakan tanggapan rasional dari pemikiran negatif yang dimiliki lansia serta memanfaatkannya untuk membantu lansia lebih menyadari keadaannya. Pertemuan terakhir digunakan untuk mengarahkan lansia mengganti pikiran negatif yang mereka miliki dengan memodifikasi beberapa pemikiran yang dapat menghasilkan pemikiran yang lebih positif. Metode yang digunakan dalam terapi ini membantu lansia menentang pemikiran negatifnya menjadi lebih fokus terhadap pikiran-pikiran kebenaran yang diajarkan dalam keagaaman (Apriyadi, 2022). Sehingga akan membantu lansia menjauhkan diri dari pemikiran lebih memilih kematian, dan sebaliknya menjadi lebih penuh dengan rasa syukur, menciptakan rasa tenang dan tentram dalam jiwa.

Pelatihan Shalat Khusyuk Untuk Menurunkan Kecemasan

Terdapat satu penelitian yang membahas pelatihan shalat khusyuk dapat membantu menurunkan kecemasan pada penderita hipertensi yang sudah berusia lansia. Penelitian Wardani et al. (2016) membahas mengenai pelatihan yang dapat membantu lansia melakukan latihan relaksasi melalui gerakan-gerakan sholat. Latiha relaksasi diawali dengan terapi air melalui kegiatan berwudhu. Kemudian latihan relaksasi dilakukan dengan gerakan sholat, bacaan sholat, dzikir, dan berdoa untuk olah kejiwaan. Pelatihan dilakukan sebanyak 4 hingga 5 sesi dengan durasi mencapai 150 menit.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pelatihan shalat khusyuk dapat menurunkan kecemasan yang dirasakan lansia disertai pengurangan pada rasa ketegangan, kekhawatiran, gelisah, sesak nafas, gangguan tidur dan kesulitan dalam berkonsentrasi. Hal ini dapat menjadi pilihan bagi lansia yang ingin melakukan latihan relaksasi melalui badah shalat dengan lebih khusyuk sehingga membantu dalam memperbaiki kesehatan mental mereka.

Konseling Keagamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun