Dengan berkembangnya teknologi saat ini segala urusan menjadi lebih mudah dan praktis. Di era zaman now ini segala sesuatu terasa menjadi lebih cepat, instan dan mudah. Mulai dari pekerjaan, aktifitas sosial hingga urusan rumah tangga dapat diselesaikan dengan mudah. Seperti saat ini masyarakat, khususnya anak sekolah, mahasiswa dan para pekerja dimudahkan dengan adanya aplikasi Ojek Online. Sebelum adanya ojek online, semua masyarakat kewalahan ketika berangkat kerja, sekolah dan kemana saja. Apalagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi tentunya.
Saat ini mode transportasi online sangatlah booming di masyarakat. Salah satunya yaitu adanya Ojek Online. Ojek online merupakan transportasi umum yang menggunakan internet dalam pemesanannya. Sebelum adanya ojek online kita sangat sulit untuk mendapatkan ojek untuk berpergian. Seiring dengan perkembangan teknologi, sekarang ojek bisa kita dapatkan dengan mudah melalui smartphone yang kita miliki. Kita hanya membutuhkan jaringan internet maka ojek online pun sudah bisa kita pesan.
Hal ini juga dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Jember, dimana mereka merasa sangat terbantu dengan adanya Ojek Online di daerah Jember yang baru beroperasi pada tahun 2016. Sebelumnya di Jember telah ada pelayanan Ojek Online dengan nama "Bang- Jek" yang digagas oleh para pemuda daerah yang tidak hanya mengantar - mengangkut orang tetapi juga dalam bentuk antar paket atau barang, namun karena keterbatasan driver yang ada di daerah Kabupaten Jember juga keterbatasan sumber daya sosial yang paham akan teknologi masih sedikit pada tahun itu sehingga "Bang- Jek" ini lambat laun tidak beroperasi lagi.
Jember adalah salah satu kota yang padat akan aktifitas perekonomian serta aktifitas kampus. Mulai dari orang yang bekerja kantoran, yang berdagang, aktifitas mahasiswa di kampus dan lain sebagainya. Jember memiliki beberapa Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta yang memiliki ribuan mahasiswa didalamnya. Melihat aktifitas kotanya yang padat tersebut membuat dua raksasa transportasi online Go-jek dan Grab melirik Jember untuk dijadikan salah satu kota penyedia jasa transportasi online mereka. Pada tahun 2017 persaingan layanan transportasi online semakin ketat. Bahkan ada beberapa penyedia jasa layanan transportasi online di Jember yang tumbang. Apalagi Go-jek dan Grab sudah masuk ke wilayah Jember.
GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang melayani jasa angkutan ojek online dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Go-jek sendiri merupakan salah satu transportasi publik yang sudah berkembang di Jember. Transportasi online ini mulai merambah ke Jember pada bulan Agustus 2017. Jasa transportasi online ini booming di Jember karena banyaknya fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Narasumber saya kali ini merupakan driver "gojek" wanita yang kala itu masih sangat minim adanya driver wanita di Jember khususnya.
Banyak orang yang membutuhkan jasa dari "gojek" namun tidak sedikit juga orang yang mempermasalahkan tentang batasan antara wanita dan pria apabila mereka harus berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Karena hal ini yang menjadi alasan Ibu Ruri untuk melayani para customer "gojek" selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau sekeluarga. Namun beliau memutuskan untuk berhenti dari "gojek" dan memilih melayani orderan offline tanpa aplikasi dengan melalui telepon atau whatsapp. Karena apabila beliau tidak melepas "gojek"nya, banyak sekali kegiatan yang akan keteteran, mengingat bahwa Bu Ruri adalah seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak yang masih sekolah dan perlu untuk diantar- jemput.
Namun kenyataannya pendapatan dari orederan offline yang diterima belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga beliau mencari kerja tambahan agar dapat mencukupi segala kebutuhan rumah tangga. Beliau sangat tekun dan juga pekerja keras dan beliau juga merasa kurang nyaman kalau diam dirumah saja, jadi beliau memutuskan untuk berjualan atau menjadi sales dari berjualan tahu susu keliling, jual kaldu jamur totole dan juga tepung pizza. Untuk penjualan kaldu jamur totole dan tepung pizza, beliau menggunakan metode order online lalu untuk pembayarannya dengan metode COD atau Cash On Delivery. Selain itu juga beliau menyambi dengan menjadi sales "Tupperware" yang berkeliling ke pelosok- pelosok Jember untuk mendemonstrasikan barang yang beliau jual.
Pada saat itu penjualan produk "Tupperware" sangatlah laris dipasaran sehingga Bu Ruri dapat mengambil keuntungan yang cukup besar dari menjadi sales tersebut. Dan dikala pandemi hadir bersamaan dengan kebutuhan pendidikan anak- anak beliau yang sangat banyak, karena si bungsu harus masuk Sekolah Dasar pada saat itu dan juga si sulung yang akan melanjutkan pendidikannya di bangku Sekolah Menengah Atas yang jika diperkirakan total biaya yang harus dikeluarkan sekitar 4 jutaan. Pada saat itu karena kondisi ekonomi yang sangat sulit, beliau menebalkan muka untuk meminta pinjaman kepada kerabat dan keluarga. bukan hanya materi Bu Ruri juga menadahkan tangan kepada wali murid yang mungkin memiliki anak yang sudah lulus Sekolah Dasar untuk bisa menyumbangkan seragam dan buku- buku yang dibutuhkan pada saat itu untuk digunakan oleh anaknya.
Ketika saya ngobrol dengan beliau, saya agak sedikit terkejut ketika beliau mengaku bahwa sampai saat ini beliau masih melakukan pekerjaan rumah tangga secara manual, mulai dari cuci baju sampai dengan memasak nasi menggunakan "magic dandang". Padahal kenyataannya beliau tinggal di jantung Kota Jember yang saya pikir semua serba modern disana. Setelah mendengar kisah hidup beliau saya merasa sangat bersyukur telah dipertemukan oleh seseorang yang hatinya seluas samudera dalam menerima segala ketentuan Allah dengan ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H