Mohon tunggu...
Adinda Putri
Adinda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang ingin berbagi cerita lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Industri Digital, Bagaimana Pandemi Membentuk Cara Masyarakat Menonton Film

8 Januari 2024   01:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   02:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 membuat banyak perubahan mendasar dalam hidup masyarakat. Penyebaran virus yang begitu cepat mengakibatkan banyak bisnis dan sekolah yang ditutup serta perubahan yang signifikan pada rutinitas masyarakat. 

Kebijakan pemerintah seperti pembatasan jarak fisik dan kewajiban memakai masker juga menjadi kebiasaan baru yang mempengaruhi interaksi antar individu. Proses pendidikan, acara publik, dan perjalanan antar wilayah pun menjadi terganggu akibat pandemi. Seluruh masyarakat harus bisa beradaptasi dengan gaya hidup baru demi keselamatan masing-masing termasuk dalam cara untuk menikmati hiburan, khususnya menonton film.

Penutupan tempat rekreasi seperti bioskop membuat masyarakat beralih ke platform digital seperti Netflix dan Disney+ untuk menonton film. Platform-platform tersebut menjadi solusi terbaik saat pandemi karena masyarakat dapat menonton dengan nyaman dari rumah, memilih berbagai genre film yang berbeda, serta dapat diakses kapan saja. Bahkan menonton film di platform digital ini telah menjadi tren hingga sekarang. Saat ini, platform digital memegang peranan kunci dalam menghubungkan penonton dengan film yang mereka sukai.

Netflix merupakan salah satu platform streaming film yang populer di Indonesia. Saat ini Netflix Indonesia memiliki kurang lebih 232,5 juta pelanggan dengan tambahan 1,75 juta pelanggan dibanding beberapa bulan sebelumnya. Platform lainnya seperti Disney Hotstar dan Viu juga mengalami kenaikkan jumlah pelanggan dibanding tahun sebelumnya. 

Melihat dari fenomena tersebut, terlihat bahwa banyak dari masyarakat Indonesia yang mulai terbiasa untuk berlangganan platform digital saat ingin menonton film. Bahkan Disney sendiri menutup 18 kanal/saluran televisi miliknya dan menyisakan 4 kanal karena melihat dampak dari pesatnya pertumbuhan Disney+ dan dampaknya pada kanal atau saluran TV tradisional.

Platform-platform digital tersebut membawa perubahan yang besar dalam industri film Indonesia. Tentu perubahan tersebut membawa beberapa kelebihan dan kekurangan yang patut diperhitungkan. Kelebihan yang ditawarkan diantaranya adalah mudahnya aksesibilitas untuk para konsumen. Konsumen dapat memilih dan menonton film yang diinginkan kapan saja dan dimana saja. Beberapa platform digital seperti Netflix dan WeTV pun menawarkan beberapa film atau konten original dan eksklusif yang hanya bisa ditonton dalam platform tersebut. 

Dibalik kelebihan tersebut, masih ada beberapa kekurangan, diantaranya seperti biaya bulanan yang harus ditanggung penonton dan algoritma film yang disesuaikan dengan preferensi penonton. Hal tersebut menyebabkan penonton terkadang terjebak dengan genre atau jenis film yang sama dalam satu aplikasi. Kekurangan lainnya adalah pembajakan film dari beberapa aplikasi yang merugikan banyak pihak, baik dari produsen maupun konsumen. 

Industri digital Film telah mengubah kultur menonton film secara keseluruhan. Mudahnya aksesibilitas yang diberikan serta banyaknya variasi film membuat platform film digital memberikan kenyamanan baru yang sebelumnya tidak dapat dirasakan saat menonton film di bioskop dan televisi. Produknya yang memiliki kualitas tinggi juga menambah alasan banyak orang lebih memilih untuk menonton film di platform digital. 

Meski harus berlangganan, keberadaan platform digital ini telah menghadirkan suasana baru bagi masyarakat untuk menikmati hiburan. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menjelajahi dunia film dengan kebebasan dan cara yang mereka pilih sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun