Mohon tunggu...
Adinda Khayla Fernando
Adinda Khayla Fernando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Program Studi Soisologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketimpangan Gender di Lingkungan Organisasi

3 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   21:01 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketimpangan gender di lingkungan organsisasi merujuk pada adanya perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan kerja, baik dalam hal kesempatan, upah, akses ke posisi kepemimpinan, maupun pengakuan terhadap kontribusi individu. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan ini, ketimpangan gender tetap menjadi tantangan signifikan di banyak organisasi di seluruh dunia.

Ketimpangan gender juga dapat terlihat dalam perbedaan upah antara laki-laki dan perempuan yang melakukan pekerjaan yang sama atau setara. Fenomena ini dikenal dengan istilah "Gender Pay Gap". Meski banyak organisasi yang sudah mulai mengadopsi kebijakan kesetaraan gaji, ketimpangan upah yang berbasis gender masih sering terjadi, terutama pada sektor-sektor tertentu.

Ketidaksetaraan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga berdampak buruk pada organisasi itu sendiri. Organisasi yang tidak memiliki kebijakan inklusif yang mendorong kesetaraan gender cenderung mengalami kurangnya keragaman perspektif, yang pada gilirannya mengurangi tingkat inovasi dan daya saing. Selain itu, ketimpangan gender dapat menciptakan lingkungan kerja yang kurang harmonis dan menurunkan kepuasan kerja, yang akhirnya berdampak pada produktivitas dan retensi karyawan.

Faktor Penyebab Ketimpangan Gender

  • Stereotip Gender dan Norma Sosial: Stereotip yang menganggap laki-laki lebih kompeten dalam kepemimpinan dan teknis sering membatasi perempuan. Norma tradisional juga membatasi perempuan ke peran administratif atau domestik.
  • Bias tidak Sadar: Bias ini sering muncul dalam rekrutmen, promosi, atau penilaian kerja, di mana laki-laki lebih diutamakan meskipun kualifikasinya sama dengan perempuan.
  • Struktur Organisasi yang tidak Inklusif: Kebijakan yang kurang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, seperti jam kerja fleksibel atau cuti melahirkan, dapat menghambat perempuan.
  • Perbedaan Penilaian Kinerja: Kontribusi perempuan sering kurang dihargai dibandingkan laki-laki, yang berdampak pada peluang promosi dan penghargaan.

Dampak Ketimpangan Gender

  • Kurangnya Keragaman dan Inovasi: Ketimpangan gender mengurangi sudut pandang yang beragam, sehingga menghambat inovadi dan daya saing organisasi. 
  • Meningkatkan Konflik dan Ketegangan: Ketidakadilan ini dapat menciptakan konflik internal yang merusak budaya organisasi. 
  • Mengurangi Reputasi Organisasi: Organisasi yang gagal menangani ketimpangan gender sering dipandang negatif oleh publik dan calon karyawan.
  • Menghambat Tujuan Organisasi: Potensi karyawan tidak dimanfaatkan secara optimal, yang dapat menurunkan kinerja dan keberlanjutan.

Langkah-langkah Mengatasi Ketimpangan Gender

  • Kebijakan Kesetaraan Gender: Perlu kebijakan yang memastikan peluang setara dalam rekrutmen, promosi, dan penilaian kinerja.
  • Pelatihan Bias Gender: Pelatihan ini membantu mengurangi bias dalam pengambilan keputusan.
  • Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan: Program monitoring dan pelatihan kepemimpinan dapat membantu perempuan percaya diri dalam mengambil peran strategis.
  • Sistem Penghargaan yang Adil: Sistem ini memastikan penghargaan berdasarkan kinerja, bukan gender.
  • Budaya Inklusif: Budaya yang menghargai perbedaan dan kolaborasi penting untuk mendorong kesetaraan gender.

Kesimpulan

Ketimpangan gender dalam organisasi memiliki dampak negatif yang luas, mulai dari penurunan inovasi hingga reputasi buruk. Namun, hal ini dapat diatasi melalui kebijakan yang mendukung kesetaraan, penghapusan bias, dan pembentukan budaya inklusif. Organisasi yang berkomitmen terhadap kesetaraan gender akan menikmati manfaat berupa peningkatan kinerja, kreativitas, dan keberlanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun