Mohon tunggu...
ADINDA KAMILAH PUTRI
ADINDA KAMILAH PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh rentang gerak gerak (RGB) Asuhan Keperawatan terhadap Fungsi Motorik Pasien dengan gangguan mobilitas fisik

26 Desember 2024   23:54 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Malang, 26 Desember 2024 --- Dalam dunia kesehatan, gangguan sirkulasi darah di otak atau yang dikenal sebagai Cerebrovascular Accident (CVA) merupakan salah satu masalah serius yang sering terjadi di masyarakat. CVA dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah hemiparalisis atau kelumpuhan sebagian tubuh yang sangat memengaruhi mobilitas fisik penderitanya. Namun, ada harapan baru untuk membantu para pasien dengan kondisi ini melalui intervensi sederhana namun efektif, yaitu latihan Range of Motion (ROM).

Menurut tim dosen keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang terdiri dari Lilis Setyowati, Erma Wahyu Mashfufa, Ollyvia Freeska Dwi Marta, dan Nur Aini, latihan ROM dapat menjadi solusi untuk meningkatkan mobilitas pasien CVA. Dalam sebuah studi kasus yang dilakukan di salah satu rumah sakit pemerintah di Malang, latihan ini diberikan kepada pasien yang mengalami serangan pertama CVA dengan fokus pada peningkatan kekuatan otot dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari.

Latihan ROM dilakukan sebanyak dua kali sehari selama empat hari berturut-turut, masing-masing selama 15 menit. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kekuatan otot pasien. Sebelum memulai latihan, kekuatan otot pasien berada pada skor 2, yang menunjukkan adanya keterbatasan yang cukup besar dalam melakukan gerakan. Namun, setelah menjalani intervensi, kekuatan otot pasien meningkat menjadi skor 3. Hal ini juga berdampak positif pada kemampuan pasien untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih mandiri.

Lilis Setyowati menjelaskan bahwa latihan ROM dapat membantu menjaga sekaligus meningkatkan mobilitas sendi. "Latihan ini memberikan stimulasi yang konsisten pada otot dan sendi, sehingga membantu mencegah kekakuan dan mempertahankan fungsi motorik," ujarnya.

Erma Wahyu Mashfufa menambahkan bahwa dukungan dari keluarga sangat penting dalam proses pemulihan pasien. "Ketika keluarga terlibat aktif, baik secara emosional maupun fisik, hasil pemulihan pasien menjadi lebih maksimal. Dukungan seperti ini memberikan semangat tambahan bagi pasien untuk terus berjuang," kata Erma.

Selain manfaat fisik, latihan ROM juga memiliki dampak psikologis yang positif. Ollyvia Freeska Dwi Marta menyebutkan bahwa pasien yang merasa didukung oleh lingkungan sekitarnya cenderung memiliki motivasi lebih tinggi untuk menjalani terapi. "Semangat pasien untuk pulih akan meningkat ketika mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi kondisinya," ungkap Ollyvia.

Nur Aini menyimpulkan bahwa latihan ROM yang dilakukan sejak awal masa perawatan di rumah sakit adalah langkah yang sangat efektif untuk meningkatkan kekuatan otot pasien CVA. "Intervensi ini sederhana, namun memiliki dampak besar dalam mendukung pemulihan pasien. Penting bagi para tenaga medis untuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien agar latihan ini dapat dilanjutkan di rumah," katanya.

Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa dengan intervensi yang tepat dan dukungan yang konsisten, pasien CVA memiliki peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Latihan ROM bukan hanya sekadar gerakan sederhana, tetapi juga harapan bagi banyak orang yang ingin kembali menjalani hidup secara mandiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun