Sejak tahun 1996 sesuai arahan dari ketua umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) saat itu, KH. Abdurrahman Wahid atau yang biasa kita kenal dengan panggilan Gus Du, menugaskan Banser untuk menjaga gereja. Hal tersebut juga dilakukan saat hari Natal 24 Desember 2000.
Riyanto salah satu banser yang berjaga bersama tiga rekannyandi Gereja Haezer Mojokerto menerima laporan adanya bungkusan mencurigakan di bawah telepon umum depan gereja. kemudian Riyanto mengambil tindakan dengan memberikan bungkusan tersebut ke polisi yang bertugas. Setelah dilakukan pemeriksaan, bungkusan tersebut dinyatakan berisi bom. Polisi segera memerintahkan untuk berlindung dan tiarap, namun dengan heroik Riyanto berlari membawa bom tersebut menjauh dari gereja. Sayangnya bom meledak saat Riyanto mencoba membuangnya. Ia gugur sebagai pahlawan. Sementara itu para jemaat gereja dan orang disekitarnya selamat.
"Dia itu seorang yang saya katakan sebagai pahlawan kemanusiaan. Karena keberanian dia untuk membawa itu dengan asumsi supaya tidak ada ledakan bom, sehingga dia memasukan ke bak kontrol didepan." ujar Rusi Sanusi Widjaja, pendeta Gereja Haezer pada Rabu 25 Desember 2019.
Sebagai penghormatan pengorbanan Riyanto, namanya diabadikan sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Selain itu pemerintah juga membangun gapura megah di Jalan Riyanto.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI