Rampak bedug merupakan tradisi budaya unik dan penuh semangat dari provinsi banten, indonesia. Kata "rampak" sendiri berarti "bersamaan" atau "serentak," menyoroti elemen inti dari pertunjukan.Â
Awalnya, bedug berfungsi sebagai alat praktis di masjid, menandai panggilan untuk sholat. Namun, dengan semangat kreatif masyarakat Banten inilah yang mengubah alat musik sederhana ini menjadi bentuk seni yang memikat. Evolusi rampak bedug merupakan bukti kecerdasan dan ekspresi artistik masyarakat.
Meskipun tidak ada catatan pasti kapan rampak bedug ini muncul, kemungkinan besar muncul dan berkembang selama masa Kesultanan Banten. Alat musik yang di gunakan dalam Rampak Bedug adalah bedug, yaitu drum besar yang terbuat dari kayu dan kulit sapi.Â
Rampak bedug dulunya merupakan bagian dari ritual keagamaan, khususnya di bulan Ramadan. Gerakan dalam tarian rampak bedug seringkali terinspirasi oleh seni bela diri tradisional, melambangkan kekuatan, ketahanan, dan semangat juang  serta kekompakan masyarakat Banten.
Beberapa kelompok rampak bedug juga menggabungkan alat musik tradisional dan modern untuk menambah variasi dan warna musik yang harmonis. Penari rampak bedug terdiri dari 10 orang penari diantaranya terdapat 5 penabuh bedug putra dan 5 penari putri atau bisa lebih.Â
Apakah rampak bedug masih ada sampai sekarang? Ya, rampak bedug masih ada sampai sekarang dan bahkan semakin berkembang juga tradisi ini, yang menjadikan tradisi ini banyak di kenal oleh banyak orang. Rampak Bedug juga menyimpan kekayaan nilai-nilai budaya Banten yang sudah terpatri dalam setiap irama serta gerakan tariannya.
Alat musik utama yang digunakan dalam rampak bedug adalah bedug. Bedug yang digunakan adalah bedug khas Pandeglang yang terbuat dari batang pohon kelapa. Selain bedug, dalam rampak bedug juga digunakan alat musik lain, seperti kendang, rebana, dan gong.Â
Perlu di ketahui bahwa penggunaan alat musik rampak bedug tidak selalu seragam. Jadi tergantung setiap daerah yang pastinya memiliki variasi yang berbeda-beda dan tarian kreasi yang unik.
Kesenian tradisi rampak bedug juga bukan sekedar pertunjukan musik saja, ritme energik, gerakan sinkron antara musik dengan penari, dan kostum yang berwarna warni yang menciptakan suasana yang semarak dan meriah dalam pertunjukan tradisi ini.Â
Kesimpulan:
Rampak Bedug bukan hanya sekedar pertunjukan musik saja, tetapi juga sebuah cerminan budaya, tradisi daerah setempat, dan nilai-nilai pada masyarakat Banten. Adapun melalui perspektif antropologi, kita dapat memahami lebih mendalam makna dan pentingnya rampak bedug dalam konteks sosial dan budaya.