Mohon tunggu...
Adinda bunga citra n
Adinda bunga citra n Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

education's enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tren Kecantikan dan Standar Sosial: Membangun Kepercayaan Diri di Tengah Tekanan

28 November 2024   17:03 Diperbarui: 28 November 2024   17:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era yang serba digital saat ini, standar kecantikan telah berubah menjadi tekanan sosial yang mendalam, terutama pada remaja. Media sosial yang merupakan platform penghubung dengan dunia luar ini, membentuk bagaimana cara kita memandang diri sendiri dan juga orang lain. Namun sering kali yang kita lihat di media sosial tidak mencerminkan kenyataan. Setiap yang terlihat di media sosial hanyalah sisi baik dan bagusnya saja. Filter dan bentuk tubuh yang diperlihatkan oleh influencer atau selebriti di media sosial menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang kecantikan. Hal ini dapat membuat remaja yang masih dalam proses membentuk dan mencari identitas dirinya, sering kali merasa tertekan untuk mengikuti standar-standar yang tercipta di media sosial tersebut. Akibatnya, kepercayaan diri pada remaja ini dapat tergerus, dan membuat kesehatan mental mereka pun terancam.

Instagram, TikTok, dan platform lainnya sering kali menjadi tempat dimana remaja membandingkan diri mereka dengan orang lain. Standar kecantikan tercipta sering kali berbentuk fisik: tubuh ramping, kulit putih, rambut panjang dan berkilau, serta bentuk wajah yang simetris. Bahkan filter yang digunakan untuk mempercantik foto itu memberikan gambaran yang terlihat lebih "sempurna".

Namun, masih sering terlupakan bahwa sebenarnya foto-foto yang terlihat di media sosial itu telah melalui proses editing yang membuat terlihat sangat jauh dari kenyataannya.

Penting untuk diingat bahwa kecantikan sejatinya tidak hanya terletak pada penampilan luar. Kepercayaan diri yang sesungguhnya datang ketika seseorang belajar menerima dirinya, termasuk kekurangannya. Remaja saat ini sangat perlu diajarkan bahwa dengan segala perbedaan dan keunikan yang ada pada tubuhnya, adalah hal yang patut dibanggakan, bukan disesali. Kepercayaan diri yang baik muncul ketika kita tidak hanya mengukur dari penampilan fisik, tetapi juga dari karakter, prestasi, dan kebaikan hati yang dimiliki. Kecantikan bukanlah sesuatu yang seragam, setiap tubuh memiliki keindahan tersendiri, dan keberagaman itu patut untuk dirayakan.

Peran dukungan dalam membangun kepercayaan diri dari orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting dalam membentuk persepsi diri remaja. Alih-alih memberi pujian hanya pada penampilan fisik, penting untuk bisa menghargai prestasi, kebaikan hati, dan usaha yang mereka tunjukan dalam berbagai aspek kehidupan. Dukungan seperti ini yang dapat sangat berpengaruh dalam pembentukan kepercayaan diri remaja secara mendalam bukan hanya berdasarkan apa yang terlihat dari luar.

Di tengah standar kecantikan yang dijadikan tekanan saat ini, remaja harus diberi kesempatan untuk memahami bahwa kecantikan sejatinya terletak dalam keberagaman dan penerimaan diri. Hanya dengan merangkul diri sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita dapat membangun kepercayaan diri yang kuat dan sehat. Dengan begitu kita dapat menciptakan dunia dimana kecantikan tidak lagi menjadi tekanan atau beban, tetapi menjadi sumber kebanggaan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun