Mohon tunggu...
Adinda Tri Alfiyah Arifin
Adinda Tri Alfiyah Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia

Saya memiliki hobi berolahraga, dan juga travelling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Kampung Adat Mahmud Sebagai Kampung Keagamaan yang Masih Terjaga Hingga Saat Ini

30 Juni 2022   11:31 Diperbarui: 30 Juni 2022   19:35 2418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-16-1-62bd2816d8da791de84b55d2.jpeg
whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-16-1-62bd2816d8da791de84b55d2.jpeg
Kampung adat merupakan sebuah kampung yang dihuni dan masih dikelola oleh masyarakat tertentu yang masih kental dengan berbagai adat istiadat, tradisi, serta budaya yang erat kaitannya dengan para leluhur dan juga kian terjaga secara turun temurun dan memiliki hubungan yang kuat dengan lingkugan hidup masyarakat sekitar. Mungkin masih banyak orang yang masih kurang mengenali berbagai kampung adat yang ada di Indonesia. Maka dari itu, kali ini saya memiliki kesempatan untuk berkunjung ke salah satu Kampung Adat di daerah Bandung, yaitu Kampung Adat Mahmud. Dan tidak hanya itu, saya juga mewawancarai salah satu tokoh adat sekaligus RW di Kampung Mahmud yang bernama Bapak Ence.

Kampung Mahmud sendiri dapat dikunjungi jika kalian berkunjung ke Kabupaten Bandung. Terletak di RW 04 Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung bagian selatan. Jika kalian ingin berkunjung kesini, kalian dapat menempuh jarak sekitar 6 kilometer dari arah Soreang. Namun, jika kalian dari pusat kota Bandung, kalian dapat menempuh jarak sekitar 24 kilometer atau sekitar 40 menit dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Dilihat dari lokasinya, Kampung Mahmud dinilai cukup strategis karena terletak di tengah Kota Bandung dan Soreang.

Jika dilihat oleh kasat mata kita, kampung ini memiliki sejumlah keunikan tersendiri. Kampung Mahmud dinilai memiliki kekhasan dalam cara berkehidupan dengan berpegang teguh dari nilai-nilai keagamaan yang sangat kuat. Kampung Mahmud didirikan sekitar tahun 1600 mendekati 1700. Eyang Dalem Haji Abdul Manaf merupakan tokoh pendiri Kampung Mahmud. Beliau merupakan pemeluk dan menjunjung tinggi mengenai paham ajaran agama Islam. Beliau merupakan salah satu keturunan dari sembilan wali, dan masih berkaitan dengan keturunan Cirebon yakni Syarif Hidayatullah, sehingga tingkat ketaatan pada agamanya sudah tidak

cover
cover
 diragukan oleh masyarakat sekitar. Beliau juga mengamalkan tasawuf dengan menjauhi berbagai kemewahan duniawi, karena beliau lebih memilih untuk melakukan hidup dengan sederhana agar dapat mencapai ridha Allah SWT. Dapat dilihat dari perilaku Eyang Dalem Haji Abdul Manaf yang seperti itu, maka sudah seharusnya keturunannya dapat mewarisi keyakinan akan kebenaran Islam.

Berbagai tradisi, budaya, adat istiadat, sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang dapat dikatakan sangat kuat membuat orang dapat berkunjung ke Kampung Adat Mahmud ini. Namun, yang membedakan dengan kampung adat lain, destinasi para wisatawan untuk datang ke kampung ini bukan untuk berselfie ria, namun tujuan utama para wisatawan datang untuk ke kampung tersebut untuk berziarah ke makam Mahmud. Di dalam makam tersebut terdapat beberapa lokasi, yakni Makam Eyang Abdul manaf Makam Sembah Eyang Dalem Abdullah Gedug Makam Sembah Agung Zaenal Arif.

whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-17-62bd29a5d8da796d4774a733.jpeg
whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-17-62bd29a5d8da796d4774a733.jpeg
whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-17-1-62bd29cdbb44861b8e406822.jpeg
whatsapp-image-2022-06-29-at-22-23-17-1-62bd29cdbb44861b8e406822.jpeg
Terdapat beberapa tata tertib jika kalian ingin mengunjungi makam Mahmud, seperti para peziarah harus berpakaian rapi dan menutup aurat, diharapkan untuk mematikan alat komunikasi, selanjutnya para peziarah wajib melepas alas kaki, serta tentunya menjaga sopan santun, tertib, tenang, dan dilarang berbicara di area makam. Selain itu, hari Jumat biasanya hari dimana para masyarakat Kampung Mahmud melakukan ziarah pada makam leluhurnya, karena mereka menganggap hari Jumat merupakan hari ibadah.

Berbagai kegiatan kehidupan yang terdapat di Kampung Mahmud sendiri, selalu tercermin dan berkaitan dengan praktik bulan agama Islam, misalnya kegiatan pangajian yang dilaksanakan setiap hari, untuk siang hari dilaksanakan oleh para wanita sedangkan untuk malam hari dilaksanakan oleh para pria. Tak hanya itu, terdapat beberapa kegiatan keagamaan lainnya seperti rebo wekasan, halal bihalal, muludan, rajaban, lebaran syawal, manaqiban, dan munggahan. Tujuan memperingati hari besar Islam adalah untuk saling memberikan beberapa makanan berupa nasi dengan berbagai lauk pauk dan disuguhkan kepada para orang tua, mertua dan tetangga. Selain itu, menjelang dan pada saat Idul Fitri tiba, biasanya para masyarakat  membawa sekeranjang nasi beserta lauk pauk yang khas, dan biasanya makanan tersebut diberikan kepada orang tua dan kerabat lainnya.

Pada dasarnya, meskipun masyarakat Kampung Mahmud adalah taat dalam beragama, namun mereka masih memiliki kepercayaan pada nenek moyang mereka yang masih melekat dalam kehidupannya. Hal ini terlihat dari banyaknya pendatang yang berencana berziarah ke makam Mahmud, bahkan ada yang menginap. Selain berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan, mereka juga diiringi ucapan kepada leluhur, yang bertujuan untuk meminta keselamatan dan keberkahan dari para leluhurnya.

Kampung Mahmud terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Seperti dahulu, terdapat beberapa larangan seperti tidak boleh membangun bangunan gedong karena bentuk rumah harus panggung, jendela tanpa kaca, tidak boleh membangun sumur, dan lain sebagainya. Namun, seiring perkembangan zaman, larangan tersebut kian memudar. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perpindahan penduduk yang dapat mempengaruhi memudarnya aturan yang selalu dijaga selama berabad-abad. Maka dari itu, sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa untuk tetap dapat melestarikan kebudayaan yang ada di sekitar kita. Masyarakat Kampung Mahmud pun dapat terus menjaga nilai-nilai adat sehingga kegiatan adat dan tradisi dapat terus dilaksanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun