Mohon tunggu...
Adinda Nurul Ainii
Adinda Nurul Ainii Mohon Tunggu... Mahasiswa - UMY

I'll try my best for you, self.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tips Sehat Mental di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

22 Januari 2022   19:32 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:36 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masa pandemi membuat kita harus mengubah kebiasaaan yang sudah kita lakukan sehari-hari baik di rumah, di sekolah, di perjalanan, dan dimanapun. Dampaknya bukan hanya mengenai kesehatan, sosial dan perekonomian saja, hal itu juga mempengaruhi keadaan psikologis seseorang seperti masyarakat yang mengalami kecemasan di masa awal pandemi dan ketika mendengar berita duka dari anggota keluarga yang membuat munculnya rasa khawatir.

Masyarakat juga harus menyesuaikan diri dengan keadaan karena setiap kegiatan menjadi tidak produktif sebab dibatasi dengan adanya Covid-19 seperti halnya kegiatan pembelajaran daring, adanya kebijakan WFH (Work From Home) yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental. Kesehatan mental berhubungan dengan kesehatan fisik, menurut seorang psikiater dari Langone School of Medicine, Charles Goodstein menyampaikan bahwa otak manusia itu berhubungan erat dengan sistem yang namanya endokrin.

Sistem endokrin sendiri bekerja untuk melepaskan hormon-hormon yang dapat mempengaruhi keadaan mental kita. Selain itu, kesehatan mental juga berhubungan dengan relasi sosial. Karena ketika kita berada di circle sosial atau lingkungan yang suportif dan tidak toxic, kita akan lebih mudah untuk berkembang menjadi lebih baik. Sebaliknya, ketika kita berada di lingkungan yang mungkin sering merendahkan atau meremehkan orang lain, itu bakalan ngaruh juga ke kita, akhirnya menyakiti diri dan orang lain.

Kesehatan mental merupakan kondisi kesehatan yang tak kalah penting dengan lainnya. Permasalahan kesehatan mental yang kurang diperhatikan dapat menyebabkan masalah pada kesehatan lain. WHO menjabarkan empat kriteria yang menjadi tanda seseorang itu sehat secara mental yakni yang pertama, mampu mengelola stress yang wajar. Yang kedua, mampu bekerja secara produktif. Yang ketiga, mampu mengenali dan mengembangkan potensi diri. Yang terakhir, mampu memberikan kontribusi secara aktif di lingkungan sekitar. Salah satu riset dari Salari et al (2020) menjelaskan bahwa dampak yang terjadi dari pandemi Covid-19 adalah meningkatnya angka permasalahan mental seperti kecemasan, stress. dan depresi.

Semestinya pandemi dengan kondisi new normal tidak menghalangi kegiatan ataupun kebiasaan yang sebelumnya sudah dilakukan. Maka dari itu masyarakat dituntut untuk Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Pandemi Covid-19 ini. Namun pada kondisi ini jugalah kesehatan mental menjadi rentan dan berujung stress. Adapun tips yang dapat dilakukan agar tetap sehat mental sebagai berikut:

Pertama, menerima diri agar lebih sehat mental. Dengan menerima diri dan menyadari bahwa apapun yang terjadi di masa lalu adalah pelajaran untuk menjadi lebih baik di kemudian hari, kita tidak akan lagi mencari validasi dari orang lain atas diri kita. Hal ini dapat memudahkan kita untuk menjadi lebih bahagia dan sehat secara mental.

Kedua, belajar untuk mengelola stress saat pandemi. Stress yang dipendam terus menerus akan menjadi bom atau ledakan emosi  yang luar biasa. Tiap individu memiliki caranya masing-masing untuk mengelola stress dan inilah yang harus kita cari tahu. Kita dapat memberikan jeda buat diri seperti membaca buku atau menulis keluh kesah di buku harian. Dengan mengelola stress yang baik, itu sama hal nya kita sedang menjaga kesejahteraan diri.

Ketiga, menjaga pola tidur dan makan agar lebih sehat. Mempunyai jam tidur yang teratur dapat mempengaruhi mood, konsentrasi dan juga energy pada diri. Maka dari itu dengan tidak begadang, istirahat yang cukup dapat untuk membantu dan menjaga kesehatan mental diri. Selain menjaga pola tidur, kita perlu untuk menjaga pola makan. Ketika kita sehat, suasana hati akan lebih baik daripada saat sedang sakit.

Tak cukup hanya menjaga kesehatan mental, kita juga harus melakukan perilaku pencegahan yaitu Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB. Melihat kembali catatan sejarah tentang bagaimana sikap dan perilaku para sahabat Nabi SAW, maka dari itu dengan kita bersegera melaksanakan protokol kesehatan akan membawa kebaikan pada diri dan orang sekitar. lebih baik menggunakan masker yang jelas manfaatnya daripada nekat untuk tidak memakai masker dengan alasan tawakal kepada Allah SWT. Hal ini pun tidak dicontohkan Rasulullah dan para sahabat, sebagaimana dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW mengatakan pada sahabat : "Ikatlah untamu, baru kemudian engkau bertawakal kepada Allah". Perjuangan kita melawan Covid-19 belum diketahui kapan akan berakhir. Layaknya peperangan yang terjadi pada zaman Rasulullah dan para sahabat, ketika mereka memakai baju Zirah sebagai bentuk kesiagaan menghadapi serangan musuh. Rasulullah dan para sahabat tidak  menyerahkan nasibnya hanya kepada kata tawakal saja namun mereka juga berusaha maksimal mungkinn kemudian bertawakal. 

  Sumber tips: Satupersen.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun