Jadi apa yang harus aku lakukan? Di satu sisi, devaluasi ini meningkatkan ekspor, menjadikan produk ekspor Indonesia  lebih murah dan meningkatkan keuntungan bagi eksportir karena hasil ekspor yang diterima dalam dolar AS  meningkat nilainya jika dikonversi ke Rupiah. Sayangnya, seperti dijelaskan di atas, sisi negatifnya adalah harga barang impor akan naik signifikan sehingga semakin membebani  konsumen dan berpotensi meningkatkan inflasi. Selain itu, produk impor juga tidak tersedia di Indonesia. Ini termasuk mesin dan peralatan mekanik yang mendukung sektor  manufaktur, bahan kimia yang melayani berbagai keperluan, termasuk industri, minyak dan gas, biji-bijian dan biji-bijian, makanan, dan barang lainnya.
Dengan mempertimbangkan dampak-dampak tersebut, importir dapat membantu memastikan bahwa Indonesia tidak  bergantung pada satu negara saja, meminimalkan risiko fluktuasi nilai tukar, menggunakan perjanjian perdagangan bebas untuk mengamankan bea masuk yang rendah, dan mencari pemasok dari negara lain untuk memastikan keuntungan. Untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Para importir  yang tergabung dalam Gabungan Nasional Importir  Indonesia (Gapindo) ini dapat mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan pemasok lokal untuk mendapatkan bahan baku dan komponen yang lebih murah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H