Mohon tunggu...
Adinda Agis Fitria
Adinda Agis Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa hukum

The law is the public conscience

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar Bermediasi Fasilitatif dari Film The Outpost

18 November 2021   15:46 Diperbarui: 18 November 2021   15:59 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melihat serta menonton Film yang bergenre peperangan ini akan membawa kita kedalam nuansa ketegangan dan ketagihan untuk terus menontonnya. 

Film yang berjudul The Outpost ini di sutradarai oleh Rod Lurie yang awalnya tertuang dalam sebuah buku dengan judul "The Outpost: An Untold Story of American Volor" yang diterbitkan di tahun 2012.

 Singkat cerita film ini adalah pada tahun 2009 ada sekelompok tentara Amerika yang bermarkas di daerah terpencil di dekat Kamdesh, Afghanistan yang mana di daerah ini dihuni beberapa sekelompok orang Taliban yang berusaha menghancurkan pos/markas tentara Amerika ini. Mereka bertempur dengan sangat sengit hingga menumbangkan beberapa orang baik dari Tentara Amerika maupun Taliban.

Pada waktu malam hari, helicopter milik Tentara Amerika mendarat di markas terluar yang berada di tengah-tengah sebuah lembah yang letaknya sangat rawan akan serangan dari orang Taliban. 

Mengetahui hal ini kapten Letnan Benjamin Keating (Orlando Bloom), memiliki rencana dan ide untuk menjalin sebuah persahabatan ataupun bermediasi dengan warga atau tetua suku yang berada di daerah Kamdesh, dengan tujuan agar tidak ada pasokan serta memotong persediaan senjata serta amunisi ke Taliban.

Pada waktu bermediasi ini dikarenakan Letnan Benjamin tidak memahami bahasa yang tetua atau warga suku setempat, maka Letnan membutuhkan anak buahnya untuk mengartikan apa saja yang tetua itu katakana begitupun sebaliknya. Letnan meminta agar  tetua suku menyetujui apa yang disepakati agar tumbuhnya sebuah perdamaian dan tidak ada yang mati berguguran. Lantas tetua suku menyutujui kesepakatan tersebut.

Dalam peristiwa ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa bermediasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah secara win-win solution. Yang mana dalam scene ini tetua suku dan warga sekitar diuntungkan dengan adanya perdamaian di daerah mereka dan tidak ada nyawa yang mati sia-sia. Sedangkan Tentara Amerika Serikat dapat memperoleh keuntungan dengan berkurangnya amunisi senjata dan makanan ke Taliban sehingga melemahkan musuh.

Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka menggunakan mediasi dengan jenis mediasi fasiliatif yang mana, mediasi jenis ini mediator yaitu (anak buah Letnan dengan nama Muhammad) berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu para Pihak mencapai proses dialog dengan menghasilkan jalan keluar sendiri untuk menyelesaikan permasalahan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun