Mohon tunggu...
Adinda Dwi Ayuningtiyas
Adinda Dwi Ayuningtiyas Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa disalah satu universitas di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Akiramata, Hammock dari Mahasiswa UMY yang Mendunia

29 Desember 2020   13:19 Diperbarui: 29 Desember 2020   18:56 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kenal maka tak sayang, pepatah tersebut sudah tak asing lagi ya ditelinga kita. Tapi, kalau pencetus hammock Akiramata kenal nggak sih dan bagaimana hammock Akiramata bisa dikenal khalayak ramai? Penasaran nggak sih sama perjalanannya, yuk kita kenalan lebih lanjut sama pencetus sekaligus perjalanan hammocknya.

Hammock Akiramata adalah sebuah alat atau ayunan gantung yang biasa diguanakan oleh traveler untuk menemani perjalanan mereka kemana saja. Alat ini punya banyak kelebihan untuk menemani para traveler, karena hammock ini bisa digunakan dengan mudah serta bisa dibawa kemana-mana alias “easy going”. Hammock Akirmata juga punya nilai lebih karena bisa sebagai pengganti tenda untuk para pendaki. Kok bisa ya? Jadi, hammock ini punya bobot 0.8 kilogram aja yang terbilang ringan dibandingkan tenda yang biasa dibawa oleh para pendaki sekitar 2-4 kilogam. Kelebihan lain adalah hammock ini punya banyak tipe, motif serta warna yang colourful.

Tapi pasti penasaran kan siapa sih pencetus hammock tersebut?. Singgih Ainin Muttaqin adalah salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta fakultas Ekonomi tahun 2008 yang yang tergabung di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yaitu Mahasiswa Pecinta Alam. Dialah yang mencetuskan lahirnya hammock akiramata ini. Awal mulanya, saat dia mengikuti latihan gabungan (latgab) SAR pada tahun 2011 dan temannya menggunakan hammock untuk istirahat dan bersantai, nah disitulah ide pertamanya muncul untuk membuat hammock dari kain parasut pada tahun 2013 yang kemudian dipasarkan dan mendapatkan permintaan yang bagus.

Tak puas disitu, Singgih memodifikasi hammocknya menggunakan ring yang terinspirasi saat latihan pendakian gunung Elbrus, Rusia  (gunung tertingggi di benua Eropa) pada tahun 2014, dia memakai sepatu crampon atau sepatu khusus gunung es sebagai pengunci sepatu tersebut dan akhirnya Singgih menerapkan pengunci ring itu di hammock miliknya. Karena ide tersebut membuat konsumennya semakin menyukai produk hammock akiramata sampai sekarang. Ring ini berfungsi untuk pengganti simpul yang biasa digunakan di hammock. Singgih mengatakan “dengan penggunaan ring ini akan membantu atau memudahkan para traveler memasang juga melepaskan hammock setelah dipakai. Kelebihannya juga bisa memutuskan aliran air pas ujan”. Jadi, artinya dengan adanya ring tersebut para traveler tidak akan khawatir hammocknya basah saat hujan dan tidak akan kesulitan lagi untuk memasang atau melepas tali hammock yang digantung pada pohon maupun tebing. Akhirnya, Singgih membuat iklan melalui pemasaran media social, mengikuti seminar, serta pertukaran pelajar ke luar negeri yaitu negeri Jiran, Malaysia. Saat itu, promosi pada hammock ini dilakukan dengan gencar agar semakin banyak khalayak yang mengetahui produk kebanggan dari mahasiswa UMY ini. Dengan banyaknya antusias dan peminat dari hammock akiramata ini, Singgih yang dibantu oleh teman-teman pecinta alamnya mengadakan event yang diberi nama “hammock camp” pada tahun 2015 di hutan Pinus Imogiri. Saat itu, ada puluhan peserta, tamu undangan yang mengikuti acara tersebut serta sponsorship yang mendukung acara tersebut. Hammock akiramata ini dikenalkan dengan 3 jenisnya, antara lain hammock Panggilo, hammock Armadilo dan hammock Owl. Ketiga jenis hammock tersebut memiliki fitur masing-masing. Karena singgih terus memodifikasi hammocknya, dia akhirnya membuat jenis hammock baru yaitu hammock tenda (hammock tent) yang bisa digunakan sebagai ayunan serta tempat tidur yang menggantung, dilengkapi dengan penutup atas jadi tidak khawatir kedinginan.  Dan saat itu, dengan kegigihan owner hammock, akhirnya hammock akiramata semakin dikenal dan diminati oleh banyak orang dan sampai saat inipun hammock ini masih menjadi kualitas nomor satu di Indonesia.

whatsapp-image-2020-12-18-at-9-22-44-pm-5feac5acd541df4dcd484c94.jpeg
whatsapp-image-2020-12-18-at-9-22-44-pm-5feac5acd541df4dcd484c94.jpeg
whatsapp-image-2020-12-18-at-9-27-34-pm-5feac5d0d541df7059603892.jpeg
whatsapp-image-2020-12-18-at-9-27-34-pm-5feac5d0d541df7059603892.jpeg
  

Dengan semakin banyak peminat hammock, banyak juga yang akhirnya memproduksi hammock lain. Dan ditengah pandemic membuat peminat traveling berkurang sehingga produksi hammock akiramata menurun, tetapi Singgih tidak khawatir dengan banyaknya kompetitor dan situasi saat ini karena dia yakin untuk mengedepankan kualitas dari bahannya dan juga dengan kegigihan serta kekonsistenan Singgih dalam memilih kualitas bahan hammocknya membuat para pecinta hammock selalu kembali ke hammock Akiramata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun