Selanjutnya, langkah ketiga yaitu larutan yang sudah dibuat sebelumnya disiramkan ke daun kering secara perlahan. Aduk daun kering tersebut hingga semua bagian daun terkena larutan dengan merata. Perhatikan untuk memastikan tingkat kebasahannya hanya sebatas lembap dan tidak becek.Â
Jika sudah lembap, masukkan kembali daun ke dalam karung yang sudah berisi setengah daun kering. Dalam prosesnya, setengah daun kering yang sudah dibasahi dengan air sebelumnya akan turun ke bagian bawah, serta membuat daun kering lain menjadi lembap.Â
Cara tersebut lebih efektif dan efisien daripada menuangkan semua daun kering yang ada di dalam karung. Kelima, sisa campuran air dan nasi basi yang masih ada dapat disiramkan semuanya ke dalam karung hingga habis. Keenam, ikat karung dengan tali plastik (rafia) yang sudah disiapkan. Ikat dengan kencang dan simpan pupuk di tempat yang gelam, serta diamkan selama seminggu.Â
Pupuk dilembapkan dan berubah warna jika sudah didiamkan selama seminggu, buka ikatan karung dan lembapkan kembali dengan air tanpa nasi basi.Â
Kemudian ulangi lagi pada seminggu berikutnya, cek kembali apakah pupuk dalam kondisi lembap atau kering Jika pupuk dalam kondisi kering berikan air, tapi jika masih lembap biarkan pupuk.Â
Minggu ketiga proses pelembapan, pupuk akan berubah warna menjadi hitam dan teksturnya akan berubah menjadi serbuk. Hingga minggu keempat, pupuk dapat digunakan dan diaplikasikan ke tanaman.
    Â
Leaflet pembuatan pupuk kompos organik/Dokpri
Kegiatan sosialisasi program kerja/Dokpri
Sosialisasi dilakukan dengan cara mendatangi beberpa rumah warga yang ada di Desa Demesan dan memberikan penjelasan yang disertai dengan video tutorial pembuatan pupuk kompos organik. Selain itu juga memberikan leaflet yang berisi langkah langkah pembuatan pupuk kompos organik.Â
Kegiatan sosialisasi ini memberikan manfaat bagi masyarakat agar bisa lebih memanfaatkan sampah daun kering dan bisa menambah pemasukan apabila pupuk yang telah dibuat dijual.