Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan digital terhadap individu dengan disabilitas di Indonesia. Pertama, budaya patriarki dan stigma sosial terhadap disabilitas yang masih kuat di masyarakat. Nilai-nilai patriarki yang memandang orang dengan disabilitas sebagai kaum yang lemah dan tidak berdaya, serta stigma negatif yang melekat pada disabilitas, menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi mereka untuk bersuara atau melawan kekerasan yang mereka alami.Â
Faktor kedua adalah kurangnya pendidikan digital, terutama di daerah pedesaan. Minimnya edukasi mengenai penggunaan teknologi dan perlindungan diri di dunia maya membuat individu dengan disabilitas kurang siap dalam menghadapi potensi ancaman di dunia digital. Tanpa pemahaman yang memadai, mereka lebih rentan terhadap tindak kekerasan dan penipuan online.Â
Selain itu, ketidakpahaman hukum juga menjadi faktor yang turut memicu kekerasan digital terhadap individu dengan disabilitas. Banyak di antara mereka yang tidak mengetahui hak-hak yang dimiliki untuk dilindungi dari kekerasan digital. Akibatnya, mereka enggan untuk melaporkan kejadian kekerasan yang dialami karena tidak memahami proses hukum yang dapat ditempuh.
Untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi individu dengan disabilitas, diperlukan berbagai cara. Yang Pertama, peningkatan aksesibilitas platform digital agar dapat diakses dengan mudah oleh mereka. Pengembangan teknologi asistif yang membantu interaksi di dunia maya menjadi penting untuk dilakukan.Â
Selanjutnya, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai disabilitas, hak-hak individu dengan disabilitas, serta etika digital. Program edukasi di sekolah dan komunitas dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kepekaan masyarakat, sehingga lingkungan menjadi lebih mendukung bagi individu dengan disabilitas. Â
Penguatan dukungan hukum juga diperlukan, di mana pemerintah perlu menguatkan peraturan yang secara khusus melindungi individu dengan disabilitas dari kekerasan digital. Penyediaan saluran pelaporan yang aman dan ramah bagi korban, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku, akan memberikan perlindungan yang lebih baik.Â
Terakhir, pemberdayaan komunitas menjadi langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi individu dengan disabilitas. Diskusi terbuka mengenai isuisu yang mereka hadapi dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan sosial dari lingkungan sekitar.
Isu kekerasan terhadap individu dengan disabilitas di dunia digital atau sosial media adalah masalah serius yang mendesak untuk ditangani. Melalui upaya peningkatan aksesibilitas platform digital, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat, penguatan dukungan hukum yang melindungi hak-hak mereka, serta pemberdayaan komunitas, diharapkan dapat tercipta ruang digital yang benar-benar aman, inklusif, dan mendukung bagi semua, tanpa terkecuali. Hanya dengan tindakan komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan, kita dapat memastikan bahwa individu dengan disabilitas dapat berpartisipasi secara setara dan bebas dari segala bentuk kekerasan atau diskriminasi di dunia digital. Upaya ini tidak hanya penting bagi kelompok rentan tersebut, namun juga bagi terwujudnya masyarakat yang adil dan setara secara digital.Â
ReferensiÂ
Kasus Pelecehan terhadap Perempuan Secara Online. (2020, 10 06). Diambil kembali dari DW: https://www.dw.com/id/kasus-pelecehan-terhadap-perempuan-secara-online/a55170629 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H