Mohon tunggu...
Adinda Deliana
Adinda Deliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Hallo semua perkenalkan nama aku Adinda, salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melupakan Sosok Dingin Itu

29 Mei 2023   22:29 Diperbarui: 29 Mei 2023   22:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menatap lamat-lamat mentari yang mulai meninggalkan peraduannya. Bersatu dengan horizontal keemasan yang menghias nabastala. Ada satu titik disana, satu titik yang membawa pikiranku terbang menjamah masa lalu. Aku ingat sekarang. Ah, Agis. Sudah empat tahun berlalu sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Mengingatnya, mengingatkanku betapa bodohnya aku dulu.

Saat itu aku duduk dibangku SMA kelas satu dan aku masih menjadi peserta didik baru. Tanpa sengaja mata itu menatap mataku dengan tajam tanpa mengalihkan pandangannya terhadapku. Saat menatapnya ada desiran yang berbeda menjalar ke tubuhku. Saat kutanya teman ku, dia ternyata Agis seorang kakak kelas sebelas jurusan IPS. Semenjak itu aku sering kali melirik kearahnya, entah saat berpapasan ataupun saat dia di kantin. Aku memutuskan bahwa aku menyukainya, aku bercerita kepada sahabatku dan dia mendukungku untuk mendekatinya, namun aku sangat tidak bisa bersosialisasi dengan seorang laki-laki. Pendekatan pertama kaliku ialah aku memberanikan diri untuk mengucapkan ulang tahunnya dan dia hanya menjawab "terimakasih" jawaban yang sangat singkat dan padat namun hal itu membuatku ingin berteriak ke seluruh penjuru sekolah. Tak terasa dia segera wisuda, saat berjalan menuju ke kantin tiba-tiba sahabatku Putri berkata "Eh Na lu ga ada niatan untuk menyatakan perasaan lu ke Agis gitu? Dia udah mau wisuda lho" kata Putri, aku hanya menghela nafas "Aku ga berani Put" kataku sambil frustasi.

Perasaan itu terus berlanjut sampai aku wisuda, sudah lama aku tidak bertemu dengan Agis, entah gimana kabarnya aku juga tidak tahu. Tapi saat aku kumpul dengan teman-teman ku setelah wisuda,tanpa disengaja aku bertemu dengannya di kafe. Dia masih sama seperti dulu, dia yang selalu dingin. Namun hati ini tidak bisa dibohongi, saat menatapnya jantung ini berdegub dengan cepat yang menandakan bahwa aku masih memiliki perasaan terhadapnya. Dia hanya melewatiku begitu saja. Semenjak itu aku memutuskan untuk melupakan dia, melupakan segalanya tentang dia. Dan tidak terasa sudah tiga tahun sejak pertemuan terakhir itu. Aku meyakini perasaanku terhadapnya itu sudah lenyap, namun aku sedikit meragukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun