Mohon tunggu...
Adinda Nazma Nurramadhani
Adinda Nazma Nurramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berpetualang ke alam bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Keindahan Simbol dalam Puisi "Jembatan Hidup" Karya A.A. Navis

4 November 2024   23:54 Diperbarui: 4 November 2024   23:57 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Puisi adalah bentuk seni yang kaya makna, dan simbol-simbol yang terkandung di dalamnya sering kali menawarkan interpretasi yang mendalam. Salah satu puisi yang menarik untuk dianalisis adalah "Jembatan Hidup" karya A. A. Navis. Dalam puisi ini, Navis memanfaatkan berbagai simbol untuk menggambarkan perjalanan hidup, cita-cita, dan tantangan yang dihadapi. Tujuan penulisan ini adalah untuk meneliti simbol-simbol tersebut dan mengungkapkan makna yang terkandung di baliknya.

Simbol dalam Puisi

Simbol dalam puisi adalah elemen atau tanda yang digunakan untuk mewakili ide, perasaan, atau konsep tertentu secara tidak langsung. Dengan simbol, penyair dapat menyampaikan makna yang lebih dalam dan kompleks, sehingga pembaca dapat menangkap berbagai lapisan makna yang tersembunyi di balik kata-kata. Dalam puisi "Jembatan Hidup," Navis menggunakan beberapa simbol yang mencerminkan realitas kehidupan yang seringkali dipenuhi dengan tantangan dan harapan.

Analisis Simbol dalam "Jembatan Hidup"

Jembatan

Kata "jembatan" dalam puisi ini melambangkan perjalanan hidup, tujuan, atau cita-cita yang ingin dicapai. Jembatan seringkali menjadi simbol transisi dari satu fase kehidupan ke fase berikutnya. Dalam konteks ini, jembatan yang "megah" dan "menawan" menunjukkan bahwa cita-cita atau harapan itu besar, indah, dan berarti. Namun, penekanan pada kata "rubuh" menunjukkan bahwa mencapai cita-cita bukanlah hal yang mudah. Kegagalan dalam membangun jembatan ini mencerminkan kenyataan bahwa perjuangan menuju impian sering kali dihadapkan pada berbagai rintangan.

Nafas yang Keruh

Frasa "nafas yang keruh" berfungsi sebagai simbol yang melambangkan berbagai kesulitan dan hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan. Nafas yang keruh mencerminkan adanya beban atau rintangan yang mengganggu perjalanan hidup, baik dari lingkungan (seperti orang-orang di sekitar) maupun dari diri sendiri. Dalam konteks ini, keruhnya nafas menggambarkan kepahitan dan tantangan yang harus dihadapi, serta menunjukkan bahwa kegagalan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh kelemahan dan keraguan pribadi.

Kali yang Kering

Istilah "kali yang kering" menjadi simbol kesepian, keputusasaan, atau kondisi tanpa harapan setelah mengalami kegagalan. Sungai biasanya identik dengan aliran kehidupan, tetapi kali yang kering menggambarkan kekeringan batin dan kurangnya dukungan, yang membuat penulis merasa jatuh ke dalam keadaan yang sangat sulit. Dalam hal ini, kali yang kering mencerminkan ketidakberdayaan dan keputusasaan yang dirasakan ketika cita-cita tidak tercapai.

Pagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun