Mohon tunggu...
R Adin Fadzkurrahman S.IP
R Adin Fadzkurrahman S.IP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Kendal, Jawa Tengah

Seyogyanya saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tagar Antar Suatu Kepentingan

30 April 2018   22:12 Diperbarui: 30 April 2018   22:46 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (shutterstock)

"Ketika kebebasan semakin tidak terkendali maka yang terjadi adalah suatu kediktatoran rakyat"

Mungkin ini adalah sebuah kalimat yang mewakili kejadian belakangan ini mengenai intimidasi yang terjadi diarea car free day yang idealnya merupakan sebuah area bersantai serta rekreasi keluarga yang bebas dari berbagai aktivitas politik maupun kepentingan kelompok-kelompok didalamnya, sebab disamping cukup mengganggu juga sangat meresahkan manakala kegiatan kelompok kepentingan tersebut kehilangan norma-norma serta etika didalamnya.

Sebenarnya permasalahan mengenai tanda # (pagar) adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan apalagi direspon, sebab dari pandangan penulis sendiri asal usul tagar tersebut adalah berasal dari kalangan politik yang menurut penulis memiliki kepentingan didalamnya entah itu individual ataupun kelompok. 

Memang tidak ada salahnya menyuarakan pendapat mengenai 2019gantipresiden ataupun dia sibuk kerja mengingat negara inipun menjamin kebebasan berpendapat dimuka umum,akan tetapi menjadi suatu kesalahan manakala kebebasan berpendapat dimuka umum itu tidak dibarengi dengan pemikiran matang mengenai dampaknya kedepan terhadap masyarakat yang masih minim pendidikan mengenai politik. sehingga hal itu pun menuntut para aktor politik untuk berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat yang bernada propaganda ataupun provokasi terhadap masyarakat.

Yang perlu diingat adalah perbedaan kebebasan di negara ini dengan negara barat adalah dibangun melalui nilai-nilai luhur didalamnya bukan nilai barat didalamnya, nilai luhur bangsa ini tercermin mengenai bagaimana cara menyikapi berbagai kejadian yang terjadi dengan suatu sikap bijak serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan didalamnya dibarengi nilai keagamaan didalamnya secara pribadi.

Kejadian yang terjadi kemarin tentu mencerminkan bagaimanakah kebebasan yang ada sudah menjadi kebebasan yang jauh dari sikap perikemanusiaan serta tidak lagi mencerminkan sikap manusia yang bermoral maupun memiliki value didalam dirinya secara individu maupun kelompok, dimana kepentinga telah mengubah diri manusia menjadi kehilangan jati dirinya.

Oleh karena itu sangatlah perlu pendidikan politik secara global terhadap masyarakat maupun aktor-aktor politik yang berkiprah didalam pemerintahan yang dalam hal ini adalah merupakan tokoh, sehingga dalam segala sikap dan tindakannya akan senantiasa diterjemahkan oleh masyarakat entah positif maupun negatif tergantung kematangan pola pikir masyarakat serta kecerdasannya dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi.

Kemudian dari permasalahan ini perlu dan sangat perlu rasanya sikap seorang negarawan sejati yang dalam bertindak maupun berbicara senantiasa dilandasi dengan kebijaksanaan serta kematangan oleh tokoh-tokoh yang menjadi sorotan daripada publik, dan jangan sampai karena sebuah kata provokatif menjadikan masyarakat sebagai sebuah pion untuk menimbulkan perpecahan dikalangan bawah yang kemudian lambat laun akan melebar menjadi sebuah arena pertarungan orang yang tidak mengerti apa-apa dikarenakan ada kepentingan adu domba oleh kelompok atau individu yang berkepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun