Dari banyaknya kota di Indonesia, Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata  yang cukup populer karena banyaknya wisata yang ditawarkan, seperti keindahan alam, tempat bersejarah, wisata budaya, dan juga kuliner. Angkringan menjadi salah satu kuliner khas Yogyakarta yang cukup banyak diminati.
Angkringan merupakan pedagang kaki lima yang berjualan menggunakan gerobak dan ditutupi oleh sebuah tenda atau terpal, biasanya angkringan dapat dijumpai di persimpangan atau pinggiran jalan. Angkringan menyediakan berbagai makanan juga minuman, dan yang menjadikannya favorit adalah karena harganya yang murah.
Selain menjadi wisata kuliner, masyarakat menjadikan angkringan sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan menyampaikan aspirasi, sehingga menimbulkan suatu fenomena Interaksi Sosial. Hal ini bisa terjadi karena antara individu tersebut timbul percakapan atau komunikasi yang merupakan salah satu syarat dari terjadinya Interaksi Sosial.Â
Seperti yang dijelaskan menurut Soerjono Soekanto bahwa Interaksi Sosial bisa terjadi akibat adanya hubungan-hubungan antar individu, antar kelompok maupun yang terjadi antara individu dan kelompok.Â
Memang pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial karena memiliki akal dan pikiran serta kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial (Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi).
Salah satu angkringan yang didirikan pertama kali di Jl. D.I Panjaitan, Mantrijeron, Yogyakarta adalah angkringan Pak Be milik bu Tutik. Angkringan ini didirikan di depan rumahnya sendiri selama kurang lebih 10 tahun.Â
Tempatnya bersebelahan dengan jalan raya dan diapit oleh  galeri seni serta beberapa kantor. Angkringan tersebut menggunakan penerangan dari rumahnya sendiri. Kopi hitam merupakan minuman favorit disana karena mayoritas pembelinya adalah para pekerja kantoran atau mahasiswa pascasarjana ISI Yogyakarta yang ingin melepas penat.Â
Selain kopi hitam, sego kucing dan gorengan juga menu andalan sehari-hari. Harganya yang ekonomis mulai dari Rp 500 hingga Rp 3000 yang sangat cocok dengan kantong mahasiswa. Jam operasionalnya mulai dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Selain masyarakat dan pekerja kantor, Â ketika galeri seni yang berada disamping selatan rumahnya mengadakan sebuah pameran, angkringan bu Tutik selalu ramai diserbu para pembeli.
Dengan ini angkringan mampu menciptakan interaksi sosial antar sesama pengunjung dan pedagang apalagi angkringan bu Tutik terletak di lokasi yang cukup strategis dimana bersebelahan dengan kantor dan galeri seni. Harganya yang ekonomis membuat angkringan cukup banyak diminati oleh masyarakat luas, artinya angkringan mampu mempresentasikan kuliner tradisional yang ikonik dengan segala bentuk kesederhanaanya. Selain itu angkringan memiliki peranan sebagai roda kegiatan ekonomi kelas menengah ke bawah sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.