Sejarah Singkat Ciwidey
Ciwidey adalah salah satu kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, dengan akses jalan yang menembus daerah Cianjur selatan.
Ciwidey memiliki sejarah nama yang berasal dari bahasa Portugis Kuno, dari kata Ciwi yang berarti buah kiwi dan Dey yang berarti hari. Sedangkan dalam bahasa Yunani Kuno nama Ciwidey berasal dari kata Ciwos yang berarti sapi dan Dos yang berarti lima. Daerah ciwidey ini terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, dengan akses jalan yang menembus daerah Cianjur selatan. Ciwidey dikenal sebagai daerah tujuan ziarah, dan juga sebagai daerah penghasil produk-produk pertanian dan perkebunan.
Wisata Kawah Putih
Di kawasan Ciwidey ini terdapat beberapa kawasan wisata yang memiliki pemandangan yang indah, diantaranya ada kawasan wisata Kawah Putih. Kawah putih terletak di Gunung Patuha yang terletak di Jawa Barat. Ketinggian gunung ini adalah 2.386 meter. Kawah ini memiliki kelebihan yang dapat memberikan kita pemandangan berbeda. Dia kawah ini kita seolah-olah berada di salju karena tanahnya yang putih, selain itu kawah ini memiliki air yang berwarna hijau kebiruan seolah-olah kita berada di pantai dan lain sebagainya.
Wisata Situ Patenggang
Selain Kawah Putih ada juga kawasan wisata yang di gemari oleh masyarakat setempat yaitu kawasan Situ Patenggang. Situ Patenggang ini adalah sebuah danau yang memiliki kesan mistis dengan disertai legenda klasik kerajaan masa lampau. Asal muasal nama dari situ patenggang itu adalah Situ yang artinya danau dan patenggang berasal dari bahasa sunda yaitu pateangan-teangan yang artinya saling mencari-cari. Ceritanya, dulu di seputaran danau ini ada pasangan yang saling mencari kemudian dipertemukan di sebuah batu yang kemudian terkenal dengan sebutan batu cinta, terletak di tengah-tengah danau.
Wisata Perkebunan Teh
Selain Kawah Putih dan Situ Patenggang ciwidey memiliki kawasan wisata yang menarik, mendidik dan indah yaitu daerah Gambung. Gambung yang letaknya tidak jauh dari kawasan pangalengan. Daerah Gambung tersebut memiliki perkebunan teh yang menjadi salah satu penghasilan untuk masyarakat didaerah tersebut. Salah satu Daya Tarik di Daerah Gambung ini yaitu dengan memiliki panorama yang indah, yang juga terhamparnya perkebunan teh yang luas yang membuat pemandangan semakin indah.
Gambung memiliki wisata yang mendidik namun tidak banyak orang mengetahuinya, Salah satunya ialah lewat wisata Ngebekong. Salah satu cara untuk mengembangkan Daya Tarik yang dimiliki oleh Gambung ini yaitu adalah dengan mengenalkan Wisata Ngabengkong kepada masyarakat Bandung minimal. Namun lebih baik lagi jika seluruh Indonesia mengetahui adanya wisata yang mendidik dan mengetahui mengenai perkebunan teh di Gambung.
Ngabekong ialah sebuah istilah dalam bahasa sunda yang berarti menyimpan tanaman muda sebelum ditanamkan ke ladang. Rumah Pintar Satoe dan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung (The Research Institute for Tea and Cinchona) yang menyusun aksi wisata semacam ini yang bakal mengajak anak-anak untuk menelusuri prosesi bercocok tanam teh secara khusus dan detil.
Lewat program wisata ini anak-anak akan diperkenalkan bagaimana sayuran yang biasanya mereka konsumsi dalam kesehariannya itu tumbuh dan berkembang. Dimulai dengan fase benih, kemudian ditanam di ladang, dipetik, sampai pada simulasi jual-beli antara petani dengan pembelinya. Adapun anak-anak yang berwisata kesini akan diajari bagaimana cara menanam berbagai sayuran semisal buncis, cabai, kacang-kacangan, paprika, atau mengolah teh.
Untuk “Ngabekong” teh di Gambung, wisatawan bisa melihat produksi teh pula. Terletak di lereng Gunung Tilu, di antara dua kawasan perkebunan teh Jawa Barat Malabar dan Patuha, pengunjung akan diajari mulai dari bagaimana cara memetik teh yang baik dan benar, menyaksikan proses penimbangan teh di kebun, pelayuan, pengeringan, dan penggilingan. Usai Ngabekong, wisatawan bisa memboyong oleh-oleh hasil panen, media tanaman, benih, tanah, atau pupuk organik untuk dibawa ke rumah.
Selain “Ngabekong” daerah Gambung ini memiliki perpustakaan Pusat Penelitian Teh dan Kina yang didalamnya terdapat banyak sejarah mengenai Teh di Indonesia yang sepertinya jarang orang mengunjungi perpustakaan tersebut. Buku-buku didalam perpustakaan tersebut menarik karena banyaknya sejarah mengenai Teh dan Kina, namun buku-buku itu kebanyakan berbahsa Belanda.
Wisata Arung Jeram (Rafting)
Disamping keindahan Wisata Kawah Putih, SituPatenggang dan Gambung. Ada satu tempat wisata yang luput dari perhatian masyarakat umum. Tempat tersebut berada di daerah Pasir Jambu-Ciwidey. Tempat wisata yang saya maksud adalah Sungai Ciwiday. Di Sungai sepanjang 20 Km tersimpan sebuah keistimewahan bagi masyarakat yang hobi dengan olah raga air seperti Arung Jeram (Rafting).
Sungai Ciwidey di penuhi dengan bebatu yang menjadi daya tarik tersendiri untuk olah raga air, arung jeram. Dibukanya sungai tersebut untuk kegiatan refting sejak tahun 2004 lalu. Namun tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya. Begitupun tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah.
Kondisi sungai yang bebatuan itu ditambah dengan view samping suangai dengan pohon-pohon rindang yang menambah keindahan sungai tersebut. Pada tanggal 22 Desember lalu saya bersama teman-teman melakukan arung jeram (rafting) di sungai tersebut. Keindahan dan kepuasan yang saya rasakan dalam rafting di sungai tersebut sangat luar biasa berkesan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
(Diolah Dari Berbagai Sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H