Mohon tunggu...
Adi M
Adi M Mohon Tunggu... Petani -

Adi M. lahir 29 Desember. Aktivitas keseharian adalah bekerja sebagai relawan yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan HAM

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pabrik Industri Sebabkan Krisis Air dan Banjir Kepemukiman Warga

26 Oktober 2013   21:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1382797128814659275

SOLOKANJERUK (GM) - Sedikitnya 70 kepala keluarga (KK) atau 200 jiwa di Kp. Menje, RT 01/ RW 14, Desa/Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung, dalam sepekan terakhir mengalami krisis air bersih. Padahal pada mu­sim hujan daerah tersebut kerap dilanda banjir setinggi 50-70 cm. Di sisi lain, kampung yang ada di belakang perusahaan PT KahaGroup So­lokanjeruk itu seringkali diselimuti asap hasil pembakaran batu bara. Akibatnya, sejumlah warga diindikasikan me­ngalami penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berbagai keluhan masyarakat itu disampaikan Ketua Paguyuban Warga Pe­duli Lingkungan (Pawapeling) Kec. So­lokanjeruk, Adi Mulyadi kepada “GM”, Jumat (25/10). Menurut Adi, krisis air bersih terjadi tersebut wilayah ini be­lum tersentuh programpipanisasi dan saluran air dari perusahaan daerah air minum. “Sehari-harinya warga menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara air sumurnya kering,” katanya. Keringnya air sumur diduga kuat ka­rena air tanah di kawasan perkampungan tersebut tersedot sejumlah sumur artesis di kawasan industri tersebut. “Soalnya hasil investigasi di lapangan, ada satu perusahaan industri memiliki tiga sumur artesis,” katanya. Menurutnya, persoalan itu diduga karena ada unsur pembiaran dari pihak perusahaan maupun pemerintah. “Me­reka bukan berarti tidak tahu,” katanya. Persoalan lainnya pencemaran udara yang disebabkan asap dari cerobong pembakaran batu bara. Warga yang rumahnya berdekatan dengan perusahaan khawatir terserang ISPA. “Polutan dari pembakaran batu bara itu ada yang sampai ke halaman rumah. Bahkan, ada warga sampai mual-mu­al,” katanya. Dekat pabrik Menurutnya, Kp. Menje rawan pen­ce­maran lingkungan karena letaknya berdekatan dengan lokasi pabrik. Ditambah perusahaan juga mengalami perluasan hingga menyebabkan kerusakan lingkungan. “Sampai saat ini, untuk masyarakat yang menjadi korban belum ada perhatian dari pemerintah maupun perusahaan. Seolah kampung ini akan diusir,” katanya. Warga yang dekat dengan lokasi industri juga menjadi korban kebisingan lingkungan selama 24 jam. Tak jarang persoalan lingkungan itu juga menimbulkan gesekan di antara mereka. “Apalagi saat banjir, ada di antara war­ga yang nekat menutup saluran pembuangan air cileuncang dari ka­wasan industri. Tujuannya supaya air tidak terlalu besar hingga menimbul­kan banjir,” katanya. Ia mengatakan, saluran air di bela-kang perusahaan terlihat dangkal karena tidak terawat. Sehingga dengan kondisiinfrastruktur yang buruk itu, banjir tidak hanya terjadi di Kp. Menje. Kampung Mundel RW 04 juga rawan banjir saat musim hujan tiba. Sumber: http://www.klik-galamedia.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun