Mohon tunggu...
ADI MUKTI
ADI MUKTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Banyak menulis berarti banyak membaca. Support aku di https://sociabuzz.com/justukiyoo

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Inovasi yang Merubah Cara Kita Menulis, Pena Bic: Belajar dari Kesalahan Pendahulu

28 Mei 2024   17:40 Diperbarui: 28 Mei 2024   17:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran desain pena Bic (sumber: grassrootstargeting.com)

Manusia telah mengalami banyak evolusi dari berbagai hal, salah satunya menulis. Saat ini kita mengenal yang namanya pulpen, cairan tinta berwarna hitam bahkan berkembang menjadi berbagai warna sekarang.

Pada Mesir Kuno menulis menggunakan pena buluh untuk menulis di atas papirus. Papirus sendiri terbuat dari tumbuhan dengan nama yang sama.

Pena pada zaman itu dari buluh yang dipotong dan salah satu ujungnya dibelah. Saat dicelupkan dalam tinta, belahan ujung pena menyisakan sebagian tinta untuk menulis di atas permukaan papirus.

Hingga memasuki era revolusi Industri, pulpen semakin berkembang dari segi desain maupun material yang digunakan.

selain itu, manusia juga melihat masalah dari zaman ke zaman yang mengharuskan mereka melakukan inovasi. Tahun 1809, pena dengan ujung logam pertama kali muncul.

Desain pena masih sama dengan sebelumnya dengan ujung runcing, hanya saja material yang digunakan ialah logam dan tersedia wadah tinta.

Namun, ternyata kendala dalam menulis masih sering terjadi seperti tinta yang keluar tidak merata dan ujung pena seringkali merobek kertas.

Hingga di tahun 1888, muncul seorang bernama John Loud. Melansir akun Youtube Primal Space, Loud mengubah mekanisme pena yang sampai sekarang kita gunakan.

Hingga membuat ujung pena dengan bola kecil logam. ini memudahkan dalam proses menulis. Pena Loud tampaknya berhasil di permukaan yang keras, tetapi terlalu kasar untuk permukaan seperti kertas.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun