Musim masuk sekoloah kini telah diambang mata, untuk kota Makassar pembelajaran di sekolah-sekolah akan dimulai pada tanggal 19 Juli 2010 entah dengan kota-kota lain di Indonesia.
Dewasa ini kita menyikapi dunia pendidikan, khususnya sekolah sebagai sumber ilmu, untuk hal tersebutlah pemerintah Orde Baru di bawah rezim Soeharto memberlakukan sebuah program yang menarik, Wajar 9 Tahun , Wajib Belajar Sembilan Tahun. Sebuah kebijakan yang menarik dan seharusnya berguna untuk investasi negeri ini.
Namun, bukan hal tersebut yang akan kita bahas kali ini. Kali ini kita akan membicarakan tentang semakin komplkesnya tantangan bagi dunia pendidikan di negara kita yang tercinta ini. Rasanya tak akan cukup waktu jika kita membahas carut marut dunia pendidikan kita dimulai dengan pendaftaran siswa baru yang dirasa jauh dari apa yang dijanjikan oleh pihak yang berwenang hingga proses pelaksanaan ujian nasional yang tetap memjadi perbincangan yang menarik.
Namun yang paling penting diperbincangkan adalah proses dari pembelajaran di sekolah itu sendiri sebagai ujung tombak pendidikan. Hal yang memprihatinkan bisa kita lihat dari yang terjadi di luar lingkungan sekolah yang penuh dengan 'godaan'. Hal yang sudah sering kita saksikan bahwa berbagai konser musik live yang diadakan hampr semua media televisi di lakukan di jam-jam sekolah, ironisnya lagi dari sekian banyak penonton yang hadir hampir 90 % diantaranya adalah penonton dengan usia sekolah. Pertanyaannya APAKAH MEREKA TIDAK SEKOLAH?.
Masih ingat dalam ingatan kiat sewaktu Walikota Tanggerang membubarkan sebuah acara Konser Musik yang dilakukan oleh salah satu televisi, walikota beranggapan konser tersebut bisa memicu keributan antarpelajar yang menonton pentas musik tersebut. Hal itu, mengganggu proses pembangunan dunia pendidikan di Kota Tangerang. Bahkan ironisnya banyak dari mereka yang masih berseragam sekolah kata sang Walikota.
Pertanyaannya jika kita sudah tidak mau peduli lagi, maka mau dibawah kemana bangsa ini ?0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H