Mohon tunggu...
Adi Muhammad Taufiq
Adi Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... -

Sekaranglah saatnya KITA berubah! Kemalasan kita ubah menjadi ketekunan. Kesombongan kita harus diubah menjadi keramahan. Kesederhanaan kita dalam berpikir harus kita ubah dengan kreativitas yang genius. Kelalain Kita harus kita ubah dengan kewaspadaan yang tajam. Waktu kita harus diisi penuh dengan aktivitas, detik demi detik. Pikiran negatif kita harus diubah dengan pikiran positif.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Nasional Bantimurung (Masihkah?), Kerajaan Kupu-kupu

14 Mei 2010   03:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berjalan di sekitar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di kabupaten Maros Sulawesi Selatan, menjadi sebuah napak tilas bagi banyak orang yang mengenal bahwa kawasan ini merupakan salah satu tempat konversi bagi kupu-kupu yaitu sekitar 300 spesies kupu-kupu yang pernah ada, atau sekitar 10,8 persen dari jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia, kini yang tersisa tinggal 108 spesies berada di kawasan ini.

Masih teringat jelas ketika masih duduk di SD, ketika berkunjung ke tempat ini sang kupu-kupu dapat dengan mudah dijumpai di tempat ini. Bahkan kupu-kupu itu beterbangan di sekita pengunjung dengan bebasnya, menyaksikan bagaimana anak-anak berlarian 'hanya' untuk berusaha mengejar binatang inda ini. Namun kini hal tersebut sangat langkah untuk disaksikan lagi, yang ada sekarang hanyalah kupu-kupu yang telah diawetkan walaupun mereka tetap indah.

Kupu-kupu Bantimurung sejak lama sudah dikenal luas wisatawan. Mereka yang berkunjung ke Sulsel selalu ingin menyaksikan apakah Bantimurung yang dahulu dijuluki "Kingdom of The Butterfly" oleh biolog naturalis Inggris Alfred Russel Wallacea (1823-1913), benar-benar masih lestari.

Permintaan cendera mata kupu-kupu yang cukup banyak membuat maraknya usaha penangkapan dan perdagangan liar oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Kondisi itu diperburuk oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berdiam di sekitar kawasan. Kini, beberapa spesies kupu-kupu langka sangat sukar dijumpai. Sangat sedikit orang yang peduli akan kelestarian serangga penari tersebut. Padahal, potensi kupu-kupu di objek wisata alam yang terletak sekitar 45
kilometer dari Makassar itu selama ini menjadi kebanggaan

KAPAN LAGI BISA MELIHAT ANAK-ANAK KECIL BERLARIAN MENGEJAR SANG KUPU-KUPU DENGAN GEMBIRA ??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun