Mohon tunggu...
Adimas Ariyanaputra
Adimas Ariyanaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blora, Jawa Tengah

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dapur Sehat Atasi Stunting Menjadi Soluasi Mahasiswa KKN UNDIP dalam Upaya Pencegahan Stunting

10 Agustus 2022   16:27 Diperbarui: 10 Agustus 2022   17:00 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempelan, Blora (8/8/2022) -- Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan  (HPK) dari anak balita. Beberapa penyebab stunting sebagai berikut : 

  • Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan.
  • Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care) atau pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, post natal care atau pelayanan setelah melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas.
  • Masih kurangnya akses rumah tangga/ keluarga pada makanan bergizi
  • Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan di atas, telah berkontribusi pada masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia dan oleh karenanya diperlukan rencana intervensi yang komprehensif untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia. 

Untuk itu, Beberapa mahasiswa KKN Universitas Diponegoro diterjunkan dalam upaya pencegahan stunting. Sehingga tercetuskan ide pelaksanaan program kerja multidisiplin dari beberapa Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting. Dalam pelaksanaan program kerja tersebut mahasiswa dibantu oleh Dinas Kesehatan Kab.Blora. Kegiatan diawali dengan Edukasi kepada ibu-ibu tentang stunting dari Dinas Kesehatan dan Mahasiswa KKN, selanjutnya pembagian kelompok yang akan dilanjutkan dengan kegiatan masak bersama, setelah masakan selesai, Dinas Kesehatan menjelaskan tentang kandungan gizi yang ada pada masakan tersebut, dilain kesempatan, mahasiswa KKN juga membagikan poster Cegah Stunting kepada ibu-ibu yang telah hadir dan menyempatkan waktunya untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Tidak hanya melakukan Sosialisasi Stunting dan Dapur Sehat Atasi Stunting, diakhir kegiatan, mahasiswa membagikan bahan makanan mentah berupa sayur dan buah kepada ibu-ibu untuk diolah di rumah masing masing. Dengan program tersebut diharapkan dapat menekan angka kenaikan stunting khususnya di Kab. Blora, Jawa Tengah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Penulis : Adimas A

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun