menari berputar di sekelilingmu mengagumi keindahanmu. Namun dengan teganya kau renggas kebahagianku. Kau bakar sayapku, jiwaku, tubuhku tak tersisa sedikitpun. Kau adalah melati yang mekar menebarkan wangimu sedang aku adalah gurun luas yang rumputpun tak mau tumbuh di atasku. Kau adalah matahari yang indahmu begitu mengagumkan hingga mata tunduk saat mencoba sedikit melirik ke arahmu l, sedang aku adalah menara api yang tak mampu menerangi tiangnya sendiri. Hah aku tak mampu bahkan sekedar membayangkan aku bersanding di depan penghulu. Kamu adalah obat atas rasa rinduku namun kau malah menyakitiku bukan hanya ragaku namun juga dunia, jiwa, dan harapanku. *** Aku mencintaimu dengan segenap raga dan jiwa namun kau malah merebut itu dariku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H