Mohon tunggu...
Adilla Isnaini
Adilla Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Internal dan Elektabilitas Partai Politik di Indonesia

12 April 2022   10:05 Diperbarui: 12 April 2022   10:34 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Notordinaryblogger

Konflik internal sering terjadi dalam tubuh partai politik di Indonesia. Bahkan konflik internal sudah terjadi sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, yakni pada tahun 1930. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) merupakan salah satu partai politik yang pernah mengalami konflik internal yang berdampak kepada perpecahan dua kubu. 

Kubu tersebut terbagi atas Kubu Salim yang dipimpin oleh Mohammad Roem dan Kubu Abikusno Tjokrosujoso (Akmar, 2019: 1). Konflik internal hingga adanya perpecahan dua kubu tersebut di latar belakangi oleh perbedaan pandangan. 

Setelah reformasi, konflik internal partai politik masih kerap terjadi. Latar belakang terjadinya konflik internal disebabkan oleh adanya gesekan antar aktor partai politik yang berbeda mengenai ideologi dan faktor lainnya. 

Memang pada umumnya penyebab terjadinya konflik internal adalah mengenai perbedaan cara pandang atau ideologi. Perbedaan cara pandang atau ideologi dapat berdampak terhadap konflik internal partai terutama ketika melakukan proses pergantian kepemimpinan. 

Gesekan internal partai politik dapat menimbulkan terjadinya konflik apabila masing-masing internal tetap teguh pada pendiriannya tanpa adanya solusi yang ditawarkan. Sehingga terjadinya konflik internal membuat partai politik mengalami perpecahan.

Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami konflik internal dengan Amien Rais. Terjadinya konflik internal ini di latar belakangi adanya perbedaan pandangan antara Amien Rais dan Zulkifli Hasan. Padahal keduanya adalah keluarga. Perbedaan pandangan tersebut terjadi ketika Kongres V PAN yang menetapkan Zulkifli Hasan sebagai Ketum PAN. 

Akan tetapi hal tersebut dianggap bertentangan dengan AD/ART PAN bagi Amien Rais. Di sisi lain Amien Rais menginginkan Mulfachri Harahap yang menang dalam Kongres V PAN. 

Kemenangan Zulhas membuat Amien Rais dan beberapa petinggi PAN keluar dan membentuk Partai Umat sebagai partai baru. Tidak hanya PAN, Partai Demokrat kerap menjadi sorotan ketika terjadinya konflik internal mengenai kepemimpinan. 

Konflik terjadi antara Kubu AHY dengan Kubu Moeldoko (KLB Deli Serdang). Konflik internal yang terjadi cukup rumit hingga masing-masing kubu saling melapor dan kirimi surat kepada Presiden. 

Kedua konflik internal yang terjadi dalam kedua partai, PAN dan Demokrat memang didasari oleh adanya perbedaan pandangan atau pemikiran. Sehingga gesekan antar aktor mudah menimbulkan terjadinya konflik internal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun