Tepat hari ini, 8 Maret 2021 ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional atau 'International Women's Day.' Hal ini tidak lepas dari seorang tokoh yang memperjuangkan pengakuan terhadap perempuan dimata dunia.Â
Dialah Clara Zetkin seorang pemimpin 'Women's Office' yang memberikan gagasan mengenai Hari Perempuan Internasional. Tema IWD 2021 adalah 'Lets's All Choose to Challenge' atau 'Ayo Memilih untuk Menantang' dengan harapan dari tantangan tersebutlah akan muncul suatu perubahan.Â
Dimana kita sebagai perempuan harus menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan yang mengharuskan kita untuk selalu waspada terhadap apapun. Hal ini diharapakan dapat membentuk suatu kesetaraan gender.
Kesetaraan gender ini dapat terwujud apabila budaya patriarki dimana dilansir dari Wikipedia bahwa patriarki adalah suatu sistem sosial menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penugasan properti.Â
Hal ini masih melekat dikalangan masyarakat baik dunia maupun di Indonesia sendiri. Budaya ini terus terjadi tidak lain karena para perempuan sudah direpresentasikan ke dalam banyak anggapan sedari dulu.Â
Mulai dari 'perempuan itu tempatnya di dapur jadi buat apa bekerja' 'untuk apa si perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga' 'pemimpin itu laki-laki, perempuan tidak pantas jadi pemimpin.'Â
Dan masih ada banyak anggapan yang pada akhirnya membuat perempuan terlihat lemah dimata masyarakat. Dengan banyaknya anggapan seperti itu maka kesetaraan gender mulai digaungkan, terutama untuk memperingati International Women's Day 2021.
Untuk mendapatkan kesetaraan gender itulah maka dimulai dari dalam diri perempuan itu sendiri. Perempuan harus selalu mengevaluasi diri sendiri, membangun diri sendiri serta selalu menumbuhkan sikap agar melakukan perubahan.Â
Keberanian memilih untuk menantang inilah yang harus kita tunjukkan. Karena dengan keberanian inilah yang membuat kita kuat, tangguh dan tidak mendapat judge buruk dari masyarakat.Â
Ketika memutuskan untuk menjadi berbeda bukanlah hal yang salah, karena dengan berbeda kita bisa membuat perubahan yang tentunya menjurus ke arah yang positif.