Mohon tunggu...
Adilla Najwa
Adilla Najwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PONOROGO

nama saya adilla najwa, seorang mahasiswi aktif IAIN ponorogo yang sekaligus menjabat sebagai duta kampus yang memiliki hobi menulis dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnosains (Indegenous Science) dalam Tradisi Makepung sebagai Wujud Petani dalam Mensyukuri Hasil Panen Raya

25 April 2024   07:20 Diperbarui: 25 April 2024   07:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Adilla Najwa Ahsanunadya

NIM   : 207210001 

Kelas  : IPA A 

 

ETNOSAINS (INDEGENOUS SCIENCE) DALAM TRADISI MAKEPUNG SEBAGAI WUJUD PETANI DALAM MENSYUKURI HASIL PANEN RAYA 

Tradisi makepung sebagai wujud petani dalam mensyukuri hasil panen raya

Tradisi makepung merupakan salah satu tradisi khas Indonesia yang berasal dari Provinsi Bali, khususnya di kabupaten Jembrana. Makepung merupakan permainan balapan kerbau yang sudah dilakukaukan dari zaman nenek moyang hingga saat ini. sehingga tradisi ini menyatu dengan kehidupan masyarakat daerah. Biasanya, tradisi ini kerap dilakukan saat musim tanam padi sebagai sarana hiburan dan pengisi waktu kosong. Selain itu, tradisi makepung ini juga dapat dilakukan disaat panen raya. Tradisi permainan balap kerbau telah menjadi identitas daerah ini yang dikenal sebagai daerah buangan bagi masyarakat pembangkan. Disisi lain, daerah ini juga terkenal dengan daerah yang terbuka akan perubahan. Dalam artian lain, makep            ung dianggap sebagai olah raga dengan gaya khas petani lawas. Tradisi ini menyuarakan kita untuk semangat menjalani apapun serta mengajarkan untuk gigih dalam berjuang meraih Impian.

        Gambar 1. Tradisi Makepung , Bali            

Menurut sebuah informasi, asal mula tradisi ini diakibatkan oleh keisengan belaka petani saat membajak sawahnya. Para buruh tani ingin mewujudkan suasana kerja menjadi menyenangkan, mereka bersepakat untuk mengadakan semacam lomba adu cepat di atas pedate sebagai pengangkut hasil panen yang ada. Pedate tersebut menarik 2 kerbai yang membawa penuh muatan hasil panen. Sembari bersoak dengan gembira, para buruh pun mengangkut berpikul-pikul hasil panen sampai sore hingga suasana menjadi semarak. 

Masyarakat menganggap permainan makepung ini membawa manfaat dan dampak poistif terhadap para buruh sekaligus kerbau yang membawa pedati. Akhirnya, lomba ini yang awalnya hanya permainan belaka menjadi salah satu tradisi yang rutin dilakukan oleh para buruh tani di daerah ini. Permainan makepung ini dilaksanakan di dalam lokasi pengepungan atau area pengepungan, oleh sebab itu tradisi ini dinamakan dengan tradisi makepung. Tradisi makepung juga melambangkan kebahagiaan para buuh tani di kabupaten jembrana sebelum memasuki musim tanam berikutnya. Awal mula dilaksanakan dua lomba ini hanya diikuti oleh antar desa atau tetangga saja, namun kina lomba diikuti oleh dua kelompok besar yang merupakan kounitas pakepungan yang diistilahkan sebagai blok, lalu permainan ini dibagi menjadi dua blok.

Indegenous Sience dalam tradisi makepung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun