Mohon tunggu...
Zainal Adilien
Zainal Adilien Mohon Tunggu... -

Kerja di PT.Pintra pereka Makarya. Sambil nyambi jadi Dosen di Gunadarma Depok. Lulusan Universitas Krefeld Jerman. Bidang yang dikuasai terutama ttg energi, thermodinamik, metallurgi, industrial engineering, kilang minyak, maritime infrastructure, ....

Selanjutnya

Tutup

Money

Energi Masa Depan

5 April 2015   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bagi masarakat awam mengartikan Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah lama menjadi penyumbang penerimaan Negara besar menjadikan kebanggaan tersendiri. Bahwa bangsa Indonesia telah berhasil menjual minyak yang ditambang dari bumi Indonesia telah memberikan sumbangan sangat besar bagi pengadaan lapangan kerja, dari hasil penjual minyak bumi.Namun bagi kalangan intelektual, mahasiswa, dan kalangan teknolog lainnya yang pahan akan arti hulu migas kecewa dan sedih.

Mereka tahu bahwa unsur-unsur terwujudnya minyak bumi ke permukaan hanya memiliki dan mengerti tidak lebih dari 30% dari semua unsur yang terkait dalam hulu migas. Lokasi tambang, Teknologi, mesin & peralatan serta semua perlengkapan, Sumber Daya Manusia, Dana ……. tidak lebih hanya lokasi tambang yang dimiliki.

Tanyalah pada diri kita, pada pemerintah dan bahkan pada intelektual serta mahasiswa, seberapa besar kepemilikan dan kemampuan kita akan semua tahapan-tahapan dalam hulu Migas selain lokasi tambang yang kita miliki….? Bagaimana dengan teknologi, dana, mesin dan peralatan, SDM yang selama ini dikuasai asing……? Kita terlena dan terbius oleh uang dari penjualan migas, ya hanya hasil dari jual migas.

Bagi intelektual dan teknolog, uang hasil penjualan tidak memberikan jaminan bahwa kita akan jaya selamanya.Mereka tahu bahwa migas terbatas keberadaannya, dan ketergantungan akan asing akan menimbulkan bahaya disuatu saat.Penguasaan teknologi, dana, mesin & peralatan, SDM yang hanya oleh asing dapat menjadikan bencana bagi perekonomian. Hal tersebut telah terbukti, sejak di tahun 90-an Indonesia keluar dari OPEC, Negara-negara peng-export minyak.Teknologi baik ekplorasi, ekploitasi bahkan pembangunan kilang minyak yang tidak dikuasai menjadikan ekplorasi turun dratis. Mesin dan peralatan yang digunakan untuk ekploitasi yang tidak mampu kita buat dan miliki menjadikan tambang minyak hanya sebagai impian saja.Apalagi keterbatasan teknologi pembangunan kilang minyak beserta mesin dan peralatannya hanya menjadikan kita pupus harapan dan mau tak mau untuk memenuhi kebutuhan BBM bagi masarakat harus didatangkan dari luar, impor dan pasti akan menguras devisa Negara, yang dulu menjadi kebanggaan dari hasil jual minyak.

Sudah sejak lama para intelektuan dan teknolog mengingatkan bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan energy.Bahkan sumber-sumber energy yang langsung berhubungan dengan hajad hidup masarakat.Matahari, air, angin, panas bumi, bioenergy, gelombang laut, gas alam, gas hydrogen dan masih banyak sumber-sumber energy yang kita miliki. Perkebunan kelapa sawit dapat menyumbangkan biodiesel.Pabrik gula menyumbangkan Bioethanol.Minyak Jarak menyumbangkan minyak Biodiesel, belum lagi singkong, limbah biomass seperti sampah.Dan semua tahu bahwa teknologi Biofuel jauh-jauh lebih mudah dan simple dibandingkan dengan teknologi hulu Migas. Energi listrik dari matahari, angin bahkan air yang akan nada sepanjang masa. Panas bumi yang akan nada selama Indonesia berada di daerah vukanik.

Teknologi simple sesuai kemampuan yang ada pada kita, dan akan memberikan lapangan kerja sangat banyak sesuai dengan kondisi dan kemampuan Indonesia.

Selama kita tidak menguasai teknologi, dana, mesin & peralatan, SDM maka Hulu Migas belum sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang kita miliki. Pemaksaan ke sektor itu akan memakan biaya sangat tinggi, selain penguasaan teknologi, kepemilikan dana, kemampuan manufaktur mesin dan peralatan serta SDM terbatas serta akan memerlukan waktu sangat lama untuk menguasai itu semua.Dan selama itu pula kita hanya akan menjaditenaga kerja terbatas di Negara sendiri.

Pembangunan listrik bagi masarakat di seluruh daerah akan jauh lebih penting.Kebutuhan listrik bagi masarakat akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tiap tahunnya bertambah 3,5 juta. Kecukupan listrik dapat menumbuhkan dan meningkatkan industri masarakat diseluruh daerah. Pertumbuhan industry dipastikan akan menciptakan dan membuka lapangan kerja.Listrik sebagai power sektor transportasi dipastikan tidak akan menimbulkan kegoncangan akibat kenaikan BBM setiap waktu. Listrik ramah lingkungan, kota bersih dan rakyat sehat.Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun