Sebagian anak Milenial atau Gen Z sudah tidak asing dengan 'Mental Health'. Sebelum mengetahui apa mental health itu penting, alangkah baik nya kita definisikan terlebih dahulu, apa itu mental health?
Mental health dapat di definisikan sebagai kesehatan mental. Menurut WHO (world health organization) Â dimana kondisi seseorang yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar. Sederhana nya, keadaan dimana seseorang merasa berada di kondisi baik secara psikologis maupun emosional.
Lalu, seperti apa mental yang sehat itu? Apa itu penting?
Mental yang sehat adalah ketika kamu tidak dalam keadaan yang diliputi rasa ketakutan terhadap suatu hal, kecemasan secara berlebihan, rasa bersalah terhadap seseorang, dan kemarahan akan suatu hal yang belum terselesaikan.Â
Ketika mental mu sehat, kamu akan merasa bahagia terhadap dirimu sendiri. Tidak ada perasaan dan rasa emosi yang menggangu aktifitas sehari-hari mu. Jadi jika ditanya, apa mental health itu penting? Tentu penting.
Mental health dapat berpengaruh dalam keseharian mu dalam menjalani aktifitas. Pada dasarnya, kesehatan mental seseorang itu dipengaruhi dari beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal.Â
Faktor internal dapat berupa faktor biologis, Â seperti otak, genetika, sistem endokrin, dan lain lain. Â Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh interaksi sosial, dan luang lingkup sosial, baik di lingkungan keluarga maupun teman.Â
Contoh kasus yang sering ditemukan di sekitar kita adalah bullying. Dimana ada seseorang yang menjadi target yang direndahkan, tentu saja ini dapat mempengaruhi orang itu dalam stabilitas emosional dan psikologis nya. Bisa jadi seseorang yang terbully merasa ketakutan setiap bertemu orang, trauma mendalam untuk berkenalan dengan orang baru, takut berinteraksi, merasa tidak percaya diri dengan kemampuan nya, dan sebagainya. Ini yang dimaksud mental health itu penting.Â
Trauma dan rasa takut ini akan selalu ada hingga orang itu tumbuh dewasa.Â
Dari sini, kita harus lebih aware terhadap mental kita sendiri. Apa kita memiliki trauma yang mendalam hingga menganggu aktifitas sehari-hari sampai pola makan?Â