Mohon tunggu...
Adil Alba
Adil Alba Mohon Tunggu... -

Pemuda dengan ketertarikan di bidang desain, musik, dan penulisan, terutama budaya dan sosial. Saat ini mendalami perkembangan masyarakat keturunan Arab di Nusantara, sebagaimana dengan apik dicatatkan dalam blognya: Kampungarabsurabaya.blog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Belakang Layar Perjodohan

16 Mei 2014   17:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usman adalah seorang yang dikenal baik di kalangan masyarakat Arab. Dia selalu membantu orang-orang yang membutuhkan. Apa yang terlontar dari mulutnya bisa dipastikan adalah kejujuran. Belum lagi ditambah dia adalah seorang yang aktif dalam organisasi keagamaan dan sosial. Intinya, Usman memiliki reputasi bagus dalam masyarakat sekitarnya. Demikian pula dengan Barkah. Wanita berusia 47 tahun ini dikenal luas sebagai ibu dan istri yang baik dalam keluarganya. Sifatnya yang ramah dan bersahaja membuatnya mendapat tempat di kalangan wanita di lingkungannya. Sosok seperti Usman dan Barkah memainkan peran penting dalam perjodohan di kalangan orang Arab. Orang yang memiliki reputasi bagus secara sosial, mendapatkan kepercayaan untuk menjadi perantara ketika seorang pria hendak melamar gadis melalui keluarganya meski keduanya belum pernah bertemu, dan reputasi sang perantara adalah taruhannya. Sang perantara biasanya mendatangi ayah sang gadis, lalu menyampaikan maksud kedatangan serta mempromosikan sang pria dan sejarah keluarganya, disertai dengan cerita-cerita yang baik, dan tak lupa dilengkapi hadiah. Tak jarang, keluarga gadis juga kemudian meminta sang perantara memata-matai sang calon menantu dan keluarganya sebelum mengambil keputusan. Perjodohan lainnya yang lebih “aman” terjadi yakni pernikahan di kalangan keluarga sendiri, sebagaimana dengan satir disampaikan dalam maqolah (pepatah) orang Arab: Tadawur albur Walbur fil Baitak (mencari gandum dimana-mana, sedang banyak terdapat di rumahmu sendiri). Hal ini biasanya memang diinisiatifkan dari orangtua sang calon mempelai karena memang lebih mudah untuk mengetahui bibit bebet bobot keluarga sendiri, juga untuk mengurangi kerepotan dalam mencari pasangan. Seiring berkembangnya zaman, anak-anak lelaki seringkali mencari pasangan di luar lingkungan mereka, bahkan jika itu berarti bukan dari sesama Arab, namun hal yang lebih sulit jika terjadi sebaliknya, yakni seorang gadis mencari pasangan bukan dari golongan Arab. Perihal tersebut sebenarnya cukup lumrah jika dipikir, mengingat budaya Arab membawa nama keluarga dari pihak ayah untuk anak-anaknya (partilinier). Perkembangan teknologi juga turut memengaruhi metode pencarian jodoh bagi pemuda pemudi Arab. Tidak sedikit pernikahan yang akhirnya dilangsungkan, dimulai dari pertemuan virtual melalui media sosial semacam Facebook, hingga perkembangan teknologi lainnya. Lalu apa yang menjadi pertimbangan dalam mencari pasangan? Dulunya, terdapat semacam pemikiran bahwa golongan perempuan tidaklah terlalu membutuhkan pendidikan tinggi dalam dunia pernikahan, namun lebih ditekankan kepada kemampuan mengatur rumah tangga dan mengasuh anak, karenanya banyak ditemui gadis yang menikah muda, seusai lulus SMP atau SMA. Namun saat ini para generasi pemuda lebih terbuka akan pentingnya pendidikan, terutama kaitannya dengan jalannya pernikahan dan pola membesarkan anak. …………………………………………………………………………………………… Artikel ini adalah bagian dari Kampung Arab Surabaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun