Mohon tunggu...
Adil Alba
Adil Alba Mohon Tunggu... -

Pemuda dengan ketertarikan di bidang desain, musik, dan penulisan, terutama budaya dan sosial. Saat ini mendalami perkembangan masyarakat keturunan Arab di Nusantara, sebagaimana dengan apik dicatatkan dalam blognya: Kampungarabsurabaya.blog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paman-paman yang Dilupakan

19 Mei 2014   00:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana diketahui, ketika pendatang Hadharim (pendatang dari Hadhramaut) melakukan perjalanan ke Nusantara, mereka meninggalkan istri-istri mereka di kampung halaman mereka di Yaman, sehingga ketika tiba, tidak sedikit dari mereka yang menikahi wanita-wanita dari golongan pribumi dan menghasilkan keturunan berdarah campuran Arab dan pribumi dari wanita-wanita tersebut. Hal tersebut membuat warga keturunan Arab menolak status sosial yang disematkan pemerintahan Kolonial Belanda sebagai golongan Timur Asing (dikenal sebagai golongan dua setelah golongan Eropa) sebagaimana yang diberikan kepada golongan pendatang Cina dan India. Hal tersebut lumrah, mengingat Islam tidak mengajarkan adanya golongan sosial. Kesadaran tersebut dengan cepat membuat warga keturunan Arab mudah diterima sebagai bangsa Indonesia tanpa syarat kelak setelah kemerdekaan. Kelompok Hadharim sendiri menyebut golongan Cina dengan sebutan Baokdeh, atau Ba’udeh (Orang berkuncir), dan menyebut golongan India dengan Hindi (Hindustan), namun golongan Arab memberikan panggilan istimewa kepada golongan pribumi, yakni Akhwal, bentuk jamak (plural) dari Khal yang berarti saudara laki-laki dari ibu (paman). Sayangnya, seiring sejarah berlalu, panggilan kehormatan tadi berubah maknanya menjadi konotasi merendahkan, padahal panggilan tadi tak lain ditujukan kepada paman-paman mereka yang memang merupakan saudara-saudara dari ibu pribumi mereka. Dan sayangnya pula, banyak generasi keturunan Arab sekarang yang tidak mengetahui makna sesungguhnya dari kata Akhwal meski menggunakannya dalam dialog keseharian mereka. Padahal ironisnya di Arab Saudi, para keturunan Arab Indonesia mendapat julukan Jawi (Jawa), dan bangsa Hadhramaut sendiri merupakan golongan bangsa kelas dua yang lebih dianggap sebagai pekerja. …………………………………………………………………………………………… Artikel ini adalah bagian dari Kampung Arab Surabaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun