Mohon tunggu...
adilah alawiyah
adilah alawiyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selarik waktu Di Ambang Penantian

30 November 2024   16:34 Diperbarui: 30 November 2024   16:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Dalam desah angin yang berbisik pelan,

tahun-tahun menggelincir di tepi ingatan,

gemuruh detik menjahit malam

di bawah taburan langit yang penuh nyanyian.


Lonceng-lonceng usia berdentang lirih,

mengabarkan rindu yang tertinggal di balik perih,

menyulam janji dalam bayang sunyi,

melipat harap di sudut langit pagi.


Ada yang gugur dalam lirih gemintang,

seperti doa-doa yang tak sampai ke pulang.

Namun, di ambang kabut yang memeluk bumi,

lahir senyap keberanian, melangkah tanpa henti.


Tahun baru, lentera yang kembali dinyalakan,

di tangan waktu yang tak pernah enggan.

Kita meniti tapak dalam aroma hujan,

menghimpun cerita dari serpihan kenangan.


Bukan sekadar angka yang berganti warna,

namun sebuah kisah yang merangkai makna.

Sebab hidup adalah puisi tanpa titik,

dan kita pena yang terus menulis, meski perih.


Biarlah bintang membisikkan rahasia esok,

di bawah langit yang tak pernah menatap jauh.

Tahun baru, perjalanan tak berbatas jarak,

menunggu jiwa-jiwa yang siap berpijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun