Mohon tunggu...
Adi Lagaruda
Adi Lagaruda Mohon Tunggu... -

Tau Battu ri Bone Lassuka ri Gowa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benteng Itu Bernama Siri'

14 Agustus 2010   20:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siri', begitulah orang Bugis Makassar menyebutnya. Dan bagi orang Bugis Makassar tidak ada tujuan atau alasan hidup yang lebih tinggi daripada menjaga Siri’nya. Apabila ia dihina atau dipermalukan (Nipakasiri’), maka ia atau keluarganya melakukan pembalasan untuk menegakkan Siri’nya, ia lebih senang mati dengan perkelahian untuk memulihkan Siri’nya dari pada hidup tanpa Siri’. Meninggal karena Siri’ adalah mate nigollai, mate nisantangngi artinya mati diberi gula dan santan atau mati secara manis dan gurih atau mati untuk sesuatu yang berguna.

Setidaknya Inilah yang menjadi perhatian beberapa ahli hukum adat dalam penelitiannya mengenai siri’, diantaranya :

Moh. Natsir Said : menyatakan bahwa siri’ adalah suatu perasaan malu (krengking/belediging) yang dapat menimbulkan sangksi dari keluarga (verwantensgroep) yang dilanggar norma adatnya.

Cassuto, Salah seorang ahli hukum adat yang berkebangsaan Jepan yang pernah meneliti masalah Siri’ di Sulawesi Selatan berpendapat : Siri’ merupakan pembalasan berupa kewajiban moral untuk membunuh pihak yang melanggar adatnya.

Zainal Abidin Farid : Siri' Nipakasiri’, yang terjadi bilamana seseorang dihina atau diperlakukan di luar batas kemanusiaan. Maka ia (atau keluarganya bila ia sendiri tidak mampu) harus menegakkan Siri’nya untuk mengembalikan dignity yang telah dirampas sebelumnya. Jika tidak ia akan disebut mate siri (mati harkat dan martabatnya sebagai manusia).

Tetapi harus di mengerti bahwa Siri’ itu tidak bersifat menentang saja, Siri’ adalah perasaan halus dan suci. Seseorang yang tidak mendengarkan orang tuanya, tidak tahu sopan santun disebut Kurang Siri’ (tidak tau malu), seorang yang suka mencuri, tidak beragama semua disebut Kurang Siri’ (tidak tau malu). Seseorang karena mempunyai siri’ maka dia senantiasa menjaga dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak semestinya (perbuatan yang memalukan/ appakasiri’-siri’) yang bisa merusak citranya sendiri, citra orang lain, bahkan citra negara. Siri' apabila dimiliki oleh seseorang maka tidak akan ada penyimpangan yang dilakukan,  sebaliknya apabila Siri’ tidak dimiliki oleh seseorang, akan dapat berakibat orang tersebut bertingkah laku melebihi tingkah laku binatang, akan jauh dari nilai-nilai kebenaran (yang seharusnya). Demikian pentingnya peranan  Siri’ dalam kehidupan manusia, dengan Siri’ seseorang dapat menjadi sukses (menjadi manusia seutuhnya) dan sebaliknya. Siri’ laksana  benteng yang harus dijaga dan harus dipertahankan.

Semoga manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun