Mohon tunggu...
Adi Kurniarta
Adi Kurniarta Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA di SMP Negeri 5 Denpasar

Saya adalah seseorang yang memiliki kepribadian tangguh dan penuh semangat dalam menjalani hidup. Hobi saya adalah menjelajahi tempat-tempat baru dan menikmati pengalaman jalan-jalan, yang selalu memberi inspirasi dan perspektif baru. Dalam keseharian, saya sangat tertarik dengan konten-konten yang berfokus pada pendidikan dan lingkungan, dua bidang yang menurut saya penting untuk masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pragmatisme dan Transformasi Pendidikan di Era Digital

1 Desember 2024   04:30 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto William James (Sumber : https://images.app.goo.gl/eK9gy9wkZ2PaA8by8)

Pernahkah Anda membayangkan seperti apa wajah pendidikan di masa depan? Dahulu, deretan bangku kayu yang rapi, papan tulis hitam, dan buku-buku tebal yang menumpuk di rak. Itulah gambaran umum pendidikan tradisional kita. Namun, seiring dengan revolusi digital yang mengubah hampir setiap aspek kehidupan, dunia pendidikan pun tak luput dari transformasi. Kemudahan akses informasi melalui internet dan perangkat pintar telah menciptakan paradigma baru dalam belajar. Dunia saat ini menuntut individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki keterampilan abad 21 seperti kreatif, berpikir kritis, kolaborasi dan komunikasi serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang cepat (Wijaya et al., 2016). 

Perkembangan teknologi telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia pendidikan. Pembelajaran daring, misalnya, memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Kecerdasan buatan pun mulai merambah dunia pendidikan, menawarkan pengalaman belajar yang lebih personal dan interaktif. Namun, di balik pesatnya perkembangan teknologi, muncul pertanyaan mendasar, Apakah inovasi-inovasi ini sudah cukup untuk menjawab tantangan pendidikan di masa depan? Atau, apakah kita perlu melakukan perubahan yang lebih fundamental pada sistem pendidikan kita? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan kita coba jawab dalam pembahasan selanjutnya.

Definisi pragmatisme dan relevansinya dalam pendidikan

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu cara pandang baru yang lebih sesuai dengan zaman sekarang. Kita butuh pendekatan yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan cepat dalam dunia pendidikan, yaitu pragmatisme.

Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang menekankan efek-efek praktis suatu gagasan/pernyataan dan mengutamakan kegunaan gagasan pada tindakan, bukan semata-mata pada pencarian kebenaran yang abstrak (Istiqomah et al., 2022). Pragmatisme lebih menekankan pada apa yang berfungsi dan berguna dalam kehidupan manusia Di sinilah nilai-nilai pragmatisme menjadi sangat relevan. Alih-alih terpaku pada metode-metode pengajaran tradisional yang kaku, pragmatisme mengajak kita untuk lebih fokus pada hasil belajar yang nyata dan relevan dengan kehidupan siswa. Dengan kata lain, pendidikan tidak lagi sekadar tentang menghafal fakta-fakta, tetapi lebih pada bagaimana siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Pragmatisme mendorong kita untuk melihat pendidikan sebagai sebuah proses yang dinamis dan terus berkembang. Pendidikan yang berorientasi pada pragmatisme akan selalu relevan dengan kebutuhan zaman yang terus berubah. Dalam konteks ini, kurikulum tidak lagi statis, melainkan fleksibel dan responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, penilaian pun tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran. 

Teknologi sebagai Penggerak Transformasi Pendidikan

Foto Siswa Memanfaatkan Teknologi Digital dalam Belajar (Sumber: Dokumen Pribadi)
Foto Siswa Memanfaatkan Teknologi Digital dalam Belajar (Sumber: Dokumen Pribadi)
Perkembangan teknologi digital telah merevolusi wajah pendidikan. Dahulu kelas adalah pusat segala aktivitas belajar-mengajar. guru sebagai sumber informasi utama, menyampaikan materi. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, skenario ini telah bergeser. Internet dan perangkat pintar telah membuka akses ke sumber informasi yang tak terbatas. Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja mereka mau, tanpa terikat oleh ruang dan waktu. 

Selain memberikan akses yang lebih luas, teknologi juga telah mengubah cara kita belajar. Pembelajaran saat ini tidak lagi monoton dan membosankan. Berkat adanya simulasi, video, dan game edukasi, materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat belajar melalui pengalaman yang lebih nyata, seperti melakukan eksperimen virtual atau menjelajahi dunia 3D. Teknologi memungkinkan kita untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat masing-masing siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Contoh nyata transformasi yang signifikan dalam dunia pendidikan dengan munculnya berbagai platform pembelajaran online seperti Google Classroom, Ruang Guru, Microsoft Teams For Education, Zoom dan masih banyak lagi yang lainnya. Platform-platform ini menawarkan pengalaman belajar yang interaktif, kolaboratif, dan terintegrasi, mendukung siswa dan guru dalam mengakses materi serta melaksanakan pembelajaran daring dengan mudah. Tidak hanya itu, kecerdasan buatan (AI) juga telah merambah dunia pendidikan. AI dapat digunakan untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, seperti memberikan umpan balik yang spesifik terhadap tugas-tugas mereka. 

Perkembangan teknologi telah membawa angin segar dalam dunia pendidikan, menawarkan berbagai inovasi yang menjanjikan. Namun, di balik pesatnya adopsi teknologi, muncul pertanyaan mendasar, apakah sekadar mengadopsi teknologi terbaru sudah cukup untuk menjamin kualitas pendidikan? Pragmatisme memberikan jawaban yang lebih komprehensif mengenai penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Teknologi, sejatinya, hanyalah sebuah alat. Nilai sebenarnya dari teknologi bukanlah pada teknologi itu sendiri melainkan melainkan pada apa yang bisa kita lakukan dengan teknologi tersebut. Prinsip pragmatisme mengingatkan kita bahwa teknologi harus selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu memecahkan masalah nyata dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun