Mohon tunggu...
Humaniora

Lihat Orang Makan Ketika Puasa Ramadhan, Cobaan Allah Lebihi Kemampuan Umat?

20 Juni 2015   09:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya selalu ingat sebuah ungkapan sederhana bahwa rasa hormat itu diciptakan, bukan dipaksakan. Tidak ada rasa hormat melalui jalan pemaksaan. Jalan pemaksaan hanya menghasilkan penindasan sehingga yang ada adalah rasa tunduk dari inferior (minoritas) pada superior (mayoritas).

Karenanya menggunakan alasan "menghormati" yang sedang berpuasa untuk menutup warung-warung makan, tentunya mengurangi nilai toleransi itu sendiri, karena itu sudah bukan lagi toleransi karena menghormati. 

Saya sering melihat orang yang berpuasa senin-kamis, dan mereka melakukannya dengan tanpa beban walaupun semua warung buka (bahkan tidak ditutup kain sekalipun), walau ada yang makan/minum di depannya, dan bahkan kalau ada yang menawarinya makan (karena tidak tau dia sedang puasa), dia hanya menjawab "sedang puasa".

Sesungguhnya berpuasa pada intinya adalah melatih diri, melatih diri untuk merasakan bagaimana rasanya orang-orang yang berkekurangan, melatih diri hidup sederhana, melatih diri tangguh dalam menghadapi cobaan, melatih diri meningkatkan kesabaran. Bukan semata-mata menahan lapar dan haus.

Sudah waktunya umat Islam naik kelas, berpuasa tidak sekedar simbol fisik, tetapi lebih pada pemahaman esensi puasa.

Padahal Allah berkali-kali menyebutkan dalam Al Qur’an bahwa Dia tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuan hambanya.

“…seseorang tidak akan dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya…” (Al Baqarah : 233)

” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Al Baqarah : 286)

“…Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kemampuannya…” (Al An’aam : 152)

“…Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya…” (Al Mu’minuun : 62)

“…Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yg Allah berikan kepadanya…” (Ath Thalaaq : 7)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun