Mohon tunggu...
Andika Pratama
Andika Pratama Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang yang sedang belajar menulis. itu saja.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Sebuah Ramalan

8 Januari 2014   11:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu, aku berjalan menuju cafe yang dulu sering aku kunjungi bersama teman - teman. setelah aku berkerja diluar kota jarang sekali kusempatkan diriku untuk mengunjungi tampat itu. apalagi cuacanya mendung dan langit kehitaman seakan menyuruh ku untuk cepat memasuki cafe. saat kubuka pintu aroma almond bakar langsung tercium dan itu membuat perutku  berteriak. dan merasa tak sabar aku langsung duduk di meja yang berada dideratan paling depan. tapi tak seperti dulu tempat itu tampak lenggang dan sepi, hanya terlihat beberapa pelayan yang kukenal dan  satu  pria yang duduk dimeja paling belakang. awalnya aku tak tertarik padanya , tapi penampilannya yang urakan seakan menarik perhatianku. bukan urakan biasa lebih tepatnya berantakan. matanya terlihat berkantung dan lingkaran hitam disekitarnya seakan sengaja untuk menakuti anak kecil. janggutnya terligat tidak dicukur dan lebih mirip kumpulan semut dari pada brewok dan rambutnya terlihar berantakan seperti habis dijambak. pria itu memakai pakaian yang lazimnya dipakai oleh seorang pekerja kantoran. kemeja, jas, celana dan dasi yang mencolok tapi entah kenapa semua seperti asal pakai. tapi bukan itu yang membuatku tertarik padanya tapi apa yang sedang ia lakukan. pria itu hanya menatap kosong cangkir kopi dihadapannya tanpa peduli asap putih mengepul menari - nari meminta diperhatikan. sesekali pria itu akan menangis pilu tapi langsung berubah menjadi seringai menakutkan dan tak lama ia menatap kosong kedepan. dan itu terus berulang - ulang. sebenarnya aku tak peduli pada pria itu - aku bukan jenis orang yang ingin tahu urusan orang lain-.dan juga belum tentu lelaki itu waras. tapi ketertarikanku padanya berubah menjadi rasa ingin tahu, jadi kuberanikan diri untuk mendekatinya. untung - untung jika ia punya masalah aku bisa mencarikan solusi dan aku bisa punya teman mengobrol. saat aku menyapanya ia menoleh tapi tatapan kosongnya seakan menembusku dan itu membuatku tidak nyaman. dan saat aku menyapa untuk keduakalinya baru ia membalas sapaan ku dan mempersilahkan ku untuk duduk. awalnya kupikir ia pria stress atau tuna wisma yang numpang minum disini, tapi setelah berbincang sebentar aku merasakan jika ia pria yang cerdas dan punya pengetahuan yang luas. dari perbincangan kami aku tahu jika ia bekerja di perusahaan multi nasional diluarkota, ia juga memiliki istri yang cantik dan punya dua anak yang lucu. "sepertinya hidup anda sempurna."pujiku dia berterimakasih sekaligus bersyukur pada Tuhan akan apa yang telah ia terima . dan ia juga menceritakan padaku rahasia suksesnya, ternyata ia sering bertanya pada peramal terkenal dikota sebelah dan katanya semua yang dikatakan oleh peramaltak pernah meleset. aku pikir jika  dia sedang bercanda tapi ia meyakinkanku jika semua yang dikatakannya tadi benar. "dia meramalku mendapatkan kenaikan pangkat dan kemarin aku ditelepon jika aku diangkat menjadi manager operasinal." katanya yakin. "jika begitu bukannya anda harusnya bergembira sekarang, bukannya bersedih seperti tadi." orang itu menangis tangisan yang sangat pilu, lalu ia bercerita jika kemarin ia menemui peramal langganannya dan tanpa disangka peramal itu berteriak padanya kalau besok akan menjadi hari terburuk dalam hidupnya. peramal itu berkata jika nanti malam dia tak bisa tidur dan tugas kantor yang ia kerjakan tak akan selesai, lalu saat ia berangkat bekerja mobilnya akan mogok di jalan dan karena cuaca akan badai tak ada kendaraan umum yang mau pergi keluar kota. lalu akan ada seseorang yang tak dikenal akan mengajaknya berbincang - bincang dan saat ia pulang nanti sebuah truk tronton akan membunuhnya. "itu tak masuk akal buktinya anda masih ada disini." "tapi sejauh ini ramalannya terbukti tepat, tadi malam aku tak bisa tidur karena mengerjakan tugas kantor sampai tiba - tiba laptopku mati dan tugasku semuanya hilang, saat aku berangkat bekerja mobilku tiba tiba mogok ternyata akinya lupa aku isi dan saat aku menelepon perusahaan taksi mereka tak beroperasi hari ini karena semua pegawai mogok bekerja dan bis tak ada yang bisa mengantar sejauh itu." katanya sambil sesekali terisak. "ramalan itu meleset," kataku mencoba meyakinkannya "karena hari ini ternyata tidak ada badai." sekarang tangisannya semakin menjadi - jadi." tadinya aku pikir juga begitu, aku berdiam diri di jalan agak lama menunggu mobil derek datang  dan tak ada seorang pun orang yang tak dikenal  mengajakku berbincang maka kupikir telah lolos dari maut dan ramalannya salah, aku hidup. untuk merayakan hal itu aku masuk ke cafe ini dan memesan coffe hangat. "bagus kalau begitu," kataku dan setelah melihat waktu telah berlalu cukup lama akupun memutuskan untuk pergi meninggalkan pria itu yang suara tangisnya makin lama - makin keras tanpa ku tahu alasannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun