Mohon tunggu...
Adi Hidayat
Adi Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - let's start

seperti jeroan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pro Kontra Hari Kasih Sayang

20 Februari 2019   15:51 Diperbarui: 11 Maret 2019   20:43 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jakarta- Hari kasih sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari ini merupakan salah satu hari raya yang selalu diramaikan. Hari kasih sayang bisa juga disebut dengan hari valentine dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Namun hari valentine ini menjadi pro kontra di Indonesia yang merupakan negara mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Beberapa tahun belakangan ini pro kontra itu semakin mencuat.

Hari valentine notabenenya dirayakan oleh kalangan anak muda. Namun tidak semua anak muda Indonesia menanti dan merayakan hari kasih sayang ini. Seperti Irsyad (20) mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang mengatakan bahwa dirinya tidak menanti hari valentine. "Gue sih engga menunggu hari valentine untuk menyatakan cinta ke seseorang, gue lebih nunggu hari ulang tahunnya".

Namun Irsyad bukan berada dikalangan anak muda yang menolak keras adanya perayaan hari valentine, walaupun tidak menantinya tapi dia tidak menolak keberadaan orang-orang yang menanti dan merayakan hari valentine. "Gue sih gak masalah kalo di Indonesia ada yang merayakan hari valentine, apa yang salah dari orang yang menyatakan cinta? Gue gak menolak kalo ada yang merayakannya".

Penolakan terhadap perayaan hari valentine yang signifikan dapat menimbulkan masalah baru. Seperti masalah yang ada di Bogor, sekumpulan pemuda yang menolak perayaan hari valentine sampai menyatakan bahwa cokelat itu simbol kemaksiatan. Sehingga akan timbul kesalahpahaman atau ketersinggungan dipihak lain. "Penolakan yang terlalu ekstrim dan tidak masuk akal bisa memecah belah antar sesama kalau dibiarkan lama lama, seharusnya kita lebih bebas aja menerima perbedaan pendapat, kalau kita tidak setuju silahkan simpan aja dalam diri" ujar Irsyad.

Pro dan kontra itu harus kita sikapi dengan baik dan bijak, karena itu hal yang wajar. Terlebih negara ini menganut sistem demokrasi yang membebaskan berpendapat, jangan sampai perbedaan pendapat bisa sampai memecah belah.

penulis :  Adi Hidayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun