Mohon tunggu...
Adi Hermansyah
Adi Hermansyah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen fakultas hukum universitas Syiah kuala

Traveling, kulineran, nonton dan baca apa aja yang penting asik dan segar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Robot Itu Bermerek Dosen

22 Agustus 2023   11:49 Diperbarui: 22 Agustus 2023   11:52 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Robot Itu Bermerek Dosen"

Oleh: Adi Hermansyah

Ku hempaskan pandanganku ke hamparan lobi di kantor tempatku bekerja, pandanganku tertuju di salah satu sudut lobi gedung fakultas, melihat serombongan orang mengantri untuk absen eslektronik untuk para "buruh Pendidikan". Lamunan ku membayangkan pola para pekerja, pagi, siang, sore mengantri untuk absen pengakuan keberadaan mereka di tempat kerja, tersentak sepenggal kalimat yang yang muncul dari samping ku tanpa ku sadari "lihatlah robot-robot itu".

Kata-kata robot terus terngiang dibenak ku, bayanganku pada robot adalah sejenis benda yang digerakkan oleh sistem, katakanlah sistem elektronik, terbilang canggih namun kaku, karena semua serba terprogram dan terpola, meski pun robot direpresentasikan sebagai sebuah karya peradaban yang amat maju, namun kelakuan robot yang serba terpola dan kaku. Tidak ada improvisasi, karena begitu berimprovisasi dan melenceng dari perintah yang diprogramkan maka dia akan error dan rusak. 

Lalu apa cocok jika penyematan robot dilekatkan pada manusia, khususnya kepada tenaga-tenaga pendidik?, yang mengabdi untuk melahirkan manusia-manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan tujuan mulia lainya untuk melahirkan generasi-generasi penerus bangsa, tumpuan harapan masa depan. 

Ah terlalu berat seakan tanggung jawab itu, walau diniatkan untuk mengabdi, namun ternyata sistem menciptakan cara yang rumit untuk mereka-mereka yang sederhana dalam meniatkan diri. Harusnya imbalan atas jerih itu tak perlu diperumit untuk tanggung jawab luar biasa besar.

Meski merasa janggal pada istilah robot namun pada prakteknya aku hampir setuju dengan apa yang dilabelkan pada para tenaga pendidik dengan istilah "robot", bagaimana tidak, Program-program yang dibangun dalam sitem baik pengawasan, evaluasi kinerja dan lain sebagainya sangatlah bergantung pada sistem yang kaku, terkesan modern, namun jauh dari kesedehanaan. Belum lagi tuntutan untuk memenuhi standar-standar penilaian, pada tuntutan karya ilmiah saja para dosen harus mengeluarkan karya ilmiah yang bagaimanapun caranya harus tersitasi, dengan dalih meningkatkan rangking universitas tempat kita bernaung. 

Begitu banyaknya tuntutan pada robot-robot pendidik ini sampai-sampai si pembuat sistem lupa menyematkat fitur keluarga pada robot zaman milenial ini, Ah sayang sekali.

Lamunanku terhentak dari khayalan robot oleh sepetik kalimat "hei ayo masuk kelas, ngajar!" "sebentar finger print dulu" jawabku, sambil berlalu ke arahah absensi elekrtonik. Ternyata aku juga robot-robot itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun