[caption caption="sumber : Tradisi Khata Karo`a di Bima"][/caption]Tradisi Khatam Al-qur`an atau dalam bahasa Bima “Khata Karo`a” sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Biasanya tradisi ini dilakukan bersamaan dengan acara Khitanan atau dalam bahasa Bima di sebut “Suna Ra Ndoso” dan sangat berbangga orang tua saat acara untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa anak-anak ini akan menjaga kelakukan mereka, karena sudah dikenal sebagai anak-anak yang telah tamat membaca Alquran.
Saat acara Suna Ra Ndoso di mulai awal acara dibuka dengan pembacaan Al-qur`an oleh yang khatam, biasa yang khatam Al-Qur`an berumur 9 hingga 10 tahun dimana mereka sudah mengaji dari umur 7 tahun.
Khatam Karo`a dilakukan secara meriah dan banyak hadiah yang di dapat oleh anak tersebut supaya memotivasi anak-anak yang lain untuk mau belajar mengaji Al-Qur`an. Acara tradisi khatam Al-qur`an ini biasanya dilakukan sejak siang hari sekitar pukul satu, dan ada juga yang dengan arak-arakan atau pawai dengan di selingi oleh pukulan rebana dan hadrah. Menggunakan pakaian kebesaran berupa gamis ditambah sorban bagi lelaki, dan pakaian gaun dipadu hijab yang indah bagi para perempuan, arak-arakan tadi akan berjalan berkeliling kampung diiringi tabuhan rabana.
Khata Karo`a ini juga mempunyai kesimpulan untuk masyarakat agar mempelajari Alquran sesuai perkembangan kepribadian manusia mulai dari kanak-kanak, anak-anak, anak, pra remaja, remaja, pra dewasa dan dewasa. Pada kondisi kanak-kanak diharapkan agar bisa memahami seni baca Alquran dan ketika sudah menjadi anak diharapkan bisa memahami setidak-tidaknya huruf arab aksara Alquran untuk menjadi pedoman kehidupan. Karena sejak masuknya Islam di Bima keseluruhan tata cara menulis dan membaca dilakukan dengan huruf arab melayu. [] - 05
Sumber : http://budaya.kampung-media.com/2015/10/09/tradisi-khata-karoa-di-bima-12785
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H