Kita selalu mengatakan, dan bahkan semua kita setuju bahwa segala sesuatu berasal dari pendidikan yang baik.Kebangkitan suatu bangsa di tentukan kualitas yang didapat oleh generasi nya. Saat ini indonesia merupakan salah satu negara yang peduli terhadap pendidikan. Ini sesuai dengan janji UU 1945 dan UU nomor 20/2003 tentang Sisdiknas, anggaran pendidikan di luar pendidikan kedinasan minimal 20 persen dari APBD.
Seiring dengan itu kita sebenarnya belum lah harus merasa bangga dengan hal itu, karena sebenarnya anggaran pendidikan ini masih kalah dengan anggaran pendidikan yang diterapkan oleh beberapa negara seperti malaysia dan india yang mencapai 40%.Artinya dinegara tetangga pendidikan menjadi hal yang prioritas dibandingkan sektor lainnya. Tapi kita selalu berharap bahwa anggaran pendidikan ini akan semakin ditingkatkan.
Dengan adanya kebijakan anggaran pendidikan ini, menurut penulis merupakan hal yang dijalankan karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Amanat yang sudah diberikan oleh undang-undang ini menjadi titik point peningkatan kualitas pendidikan kedepan. Tapi disana-sini kita masih melihat banyak terjadi praktik-praktik yang belum sesuai, seperti manipulasi dana pendidikan, anggaran yang kurang dari 20%, penggunaan anggaran yang tidak sesuai dan banyak lagi. Penulis masih banyak melihat di beberapa daerah terjadi tumpang tindih anggaran pendidikan. Ada beberapa daerah yang masih belum paham terkait dengan tumpang tindih atau ketidakjelasan kewenangan dalam mengelola pendidika di provinsi maupun kabupaten dan kota.
Penulis menyampaikan banyak nya masalah pendidikan diindonesia, harus menjadikan negara harus lebih serius dalam mengelola pendidikan. kemauan politik (political will) untuk menggapai masa depan pendidikan nasional yang lepas dari kegagapan elite menuju cita-cita pembangunan nasional yang berkeadilan juga menjadi PR besar yang diselesaikan oleh negara ini. Tidak ada lagi kepentingan individu, yang ada adalah kita berjuang untuk bangsa, Amanat pendidikan itu harus dijalankan apapun alasannya. (Adi hamdani, S.Pd, guru smp juara pekanbaru)
