Terlepas dari pro-kontra pencapresan Jokowi yang dianggap menghianati sumpah jabatannya sebagai DKI-1, saya lebih tertarik pada seberapa besar keseriusan Megawati untuk benar-benar mencalonkan Jokowi untuk Pilpres 2014 mendatang. Karena :
1. Dalam surat perintah pencapresan Jokowi tertanggal 14 Maret 2014 pada point 1 : Dukung Bapak Joko Widodo sebagai CALON PRESIDEN dari PARTAI DEMOKERASI INDONESIA PERJUANGAN. Lihatlah, tulisan Joko Widodo menggunakan huruf kecil sedangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ditulis dengan huruf besar. Kalau berkaca pada diri sendiri, untuk apa biasanga kita menulis sesuatu dengan hurup besar…?
2. Dalam iklan televisi yang notabene menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, bintang iklannya masih Megawati dan anaknya Puan Maharani, Tidak ada iklan dengan bintang Jokowi. Padahal masyarakat sudah lebih kenal wajah Jokowi dibanding Puan Maharani. Seperti ada kesan setengah hati dalam mempopulerkan Jokowi yang di belakang namanya tidak pakai Soekanoputra.
3. Di baliho-baliho, yang melekat dengan bendera PDIP tetap Megawati, BUKAN Jokowi.  Selain itu, dengan alasan Pileg lebih dulu, selalu ada kata Pilih PDIP untuk dukung Jokowi menjadi capres. Kini PDIP berkutat dengan  kekhawatiran karena  menyebarnya slogan "Jokowi Yes, PDIP No".
Apakah ini hanya kebetulan? Tentu tidak. Juga seperti surat perintah pencapresan Jokowi yang hanya ditulis tangan, tanpa kop surat, tanpa nomor dan tanpa cap, itu juga pasti bukan suatu kebetulan. Maka tidak berlebihan jika keseriusan pencapresan Jokowi masih menjadi tanda Tanya?
Karena pada sisi lain,Megawati sudah 3 kali maju jadi capres dan tak pernah menang. Sekarang umurnya baru 67 tahun dan mungkin saja masih berhasrat maju jadi capres kembali….. Siapa tahu?
Mari kita peka sebelum nanti kecewa......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H