Mohon tunggu...
Adi Guntara
Adi Guntara Mohon Tunggu... -

aku saja

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dalam Urusan K3, PMA Jauh Lebih Baik Dari PMDN

29 April 2014   06:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan bermaksud menyanjung perusahaan Asing (PMA), tetapi kenyataannya mereka lebih baik dari perusahaan nasional (PMDN).

Ini sedikit pengalaman saya bekerja di perusahaan lokal (nasional) dan perusahaan asing dalam bidang yang sama, yaitu konsultan. Untuk posisi jabatan yang sama dengan beban tugas yang sama yaitu sebagai tenaga ahli, perbedaannya antara lain sebagai berikut :

AKOMODASI LAPANGAN :

1. Transportasi Udara : PMA standar pakai Garuda, PMDN pakai yang lain yang lebih murah

2. Hotel : PMA boleh pakai Bintang 4 meski sendirian, PMDN boleh bintang 3 itupun jika yang menginapnya 2 orang.

KESELAMATAN KERJA :

1. Kunjungan ke proyek, PMA wajib pakai perlengkapan keselamatan seperti baju kerja, helm, sepatu safety dll, PMDN tidak ada kewajiban menggunakan fasilitas keselamatan kerja.

2. Sewa kapal di laut, PMA wajib sesuai spek dan lengkap sarana navigasi dan komunikasinya, PMDN kapal apa saja boleh yang penting nyampai, Tidak ada kewajiban memenuhi spek standar seperti PMA.

3. Medical Check Up, PMA Wajib setiap 6 bulan, PMDN bertahun-tahun tak ada kewajiban MCU.

TUNJANGAN KESEHATAN DAN HARI TUA

1. Pengobatan, PMA fasilitasnya 2 kali lipat. Misal rawat inap, PMA 600 rb permalam, PMDN 300 rb

2. Tunjanhan Hari Tua, PMA keluar kerja umur 60 thn dapat 1,5 milyar di liar jamsostek, PMDN hanya Jamsostek.

Kalau urusan gaji, saya tidak bisa menyebut lebih besar karena besar-kecil gaji itu relatif.  Terutama mengenai KENYAMANAN, KESELAMATAN dan KESEHATAN, ternyata investasi mereka untuk pegawai sangat bagus.

Pada suatu ketika, saya berkesempatan berbincang dengan pucuk pimpinan cabang di Indonesia. Saya coba memancing tanya "Mengapa tidak ikut tender pekerjaan-pekerjaan pemerintah?". Sang bos menjawab "Kalau proyek di pemerintahan, ada komitmen fee yang harus dibayar pada mereka yang nilainya tidak kecil, kalau mengikuti itu, perusahaan  tidak bisa membayar gaji pegawai dengan bagus, tidak bisa menganggarkan biaya kesehatan dan hari tua dengan baik..... dan lain-lain ".

Sungguh berita yang menyejukkan.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun