Mohon tunggu...
Adi Gahara
Adi Gahara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yogyakarta Suatu Hari Nanti....

17 Desember 2012   13:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:28 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hiruk pikuk padatnya perkotaan memang membuat kita penat dan merasa ingin segera beranjak ke suatu tempat yang sepi dan tenang. Padatnya kendaraan yang hilir mudik di pagi hari, macetnya jalankan kota ketika jam pulang kerja, dan maraknya pengamen jalanan di lampu merah. Mungkin itu dapat menggambarkan sebuah kota yang padat merayak dan penuh aktifitas.

Yogyakarta, siapa yang tidak kenal nama dari sebuah kota pelajar ini, kota yang slalu diimpikan setiap pelajar untuk menuntut ilmu disana, ditambah lagi embel embel Daerah Istimewa yang dimilikinya, membuat Yogyakarta semakin menjadi idaman setipa pelajar, begitu juga saya tentunya. Belum lagi segala macam wisata alam yang dimilikinya, mulai dari pantai yang menyebar disepanjang pesisir pulau, juga keindahan alam Merapi yang selalu merayu pengunjung untuk datang, belum lagi juga air terjun yang dan keindahan alam yang lainya, yang tentu saja tidak cukup satu hari satu malam untuk memaparkan semuanya.

Dulu ketika saya pertama kali datang ke Yogyakarta, saya melihat sebuah harapan disana, saya melihat keramahan disana, melihat arus lalu lintas yang lancar dan dan rapi, dimana semua terlihat begitu nyaman dipandang oleh sepasang bola mata saya. Namun apakah semua itu akan selamanya menjadi seperti itu, ramah, menenangkan, kota yang padat lancar, dan aroma khas jahe yang dibakar dan diseduh di Angkring. Semua itu tak akan pernah saya lupakan sampe kelak tua nanti.

Budaya ramah tamah yang senantiasa menjadi icon dari kota Yogyakarta seakan tergerus oleh waktu dan penetrasi budaya nonlokal, dimana banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari luar kota dan bahkan luar pulau jawa, yang mana mereka tentunya membawa budaya mereka masing masing dan terkadang menginfeksi budaya lokal yang ada. Contoh yang paling signifikan iyalah dari bahasa, dimana mereka banyak yang menggunakan bahasa yang dianggap gaul atau keren dan menanggalkan bahasa lokal yang ada.

Selain itu mulai padatnya jalan jalan di sepanjang kota Yogyakarta sepertinya harus segera diatasi sebelum menjadi semakin parah, karena hal ini seperti bom waktu yang kapan saja siap meledak jika tidak segera dijinakan. Permasalahan kota seperti ini seharusnya menjadi pokok utama dalam rancangan pembangunan tata kota, seandainya hal ini tidak segera diatasi, mungkin dalam lima atau sepuluh tahun yang akan datang Yogyakarta tidak akan sekalem saa ini, ia akan menjadi sebuah kota yang kejam layaknya kota metropolitan yang tentunya anda sudah tahu kota mana yang saya maksud sebagai kota metropolitan tersebut, dimana kemacetan selalu menjadi topik utama harus dibahas, dimana sampah menjadi ancaman seperti bom atom, juga kemiskinan yang semakin meraja rela. Pengukuhan budaya yang harus selalu dijaga dan pembelajaran terhadap anak sedini mungkin untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya, agar mereka kelak jika dewasa nanti akan tetap mencintai budayanya sendiri, tanpa terpengaruh oleh budaya nonlokal yang masuk dan menginfeksi mereka secara tidak langsung.

Disinilah peran kita sebagai pemuda-pemudi yang harus selalu menjaga budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita, bukan hanya menjaga tapi juga melestarikan agar budaya tersebut tidak punah.

Sebuah kesalahan memang merupakan guru terbaik yang pernah ada, tapi orang yang pintar akan mempelajari terlebih dahulu segala sesuatu sebelum iya melakukan tindakan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun